SALAHMU CUMA SATU
Malam lebaran dengan suara takbir ini akan menjadi kenangan tersendiri. Kukira ini adalah awal dari keadaan membaik lainnya. Aku tak menyangka justru di saat hatiku tenang dan sangat bahagia di tengah puasa Arofah yang kujalani di tengah hari panas sebegini, berita muncul darimu. Mengatakan anggota keluargamu, tak mendapatkan tabung oksigen bagi kepayahan jantungnya. Distribusi yang kacau, ditambah dengan kebiasaan oarng-orang berduit yang sawo matang maupun yang kuning, menumpuk dan mengubah sistem buy dan demand, supply dan pengaturan, semua kacau karena semua orang terlibat dan bermain kepentingan. Belum lagi politik ikut bermain air kotor di dalamnya. Ruwet dicari ujungnya karena kita memang jauh dari disiplin dan bermental feodal yang hanya mau mengutamakan diri sendiri.
Yang aku tak menyangka, justru sebuah kalimat darimu yang semestinya sudah tidak ada semenjak kita bersepakat dengan hati mengutamakan kasih sayang saja. Sebuah hal yang kukira tak akan kembali dalam obrolan karena kesepakatan kita yang kita pandang kedepan yaitu martabat dan kehidupan yang baik, bukan dendam politik. Kukira dengan melandai dan tak lagi ngobrol topik sensitif, kita akan tenang.
"Ini semua gara-gara kamu pilih Jokowi, apa kamu yakin dia orang baik? Salahmu kepadamu cuma satu, akan aku ampuni dan kita pandang ke depan selesai, asal kamu mengakui kamu salah memilih Jokowi!" Terhenyak aku mengelus kepalaku sendiri, sedendam itu pemilu menyisakan kerusakan hati. Bukankah ada jenjang dan birokrasi panjang dari akar sampai ke puncak, bersifat regional dan sektoral. Pertanyaan dalam kepalaku masih menggantung, dengan ketidak berdayaaku hari ini. Hanya diam dan sunyi pun ternyata aku dihina. Dalam ketaatan waktu pun aku didera.
---
Ibu Langit, Ibu Bumi. Bawa aku pergi jauh. Cinta tidak sebegini Ibu. Tidak memukuli batin supaya menyerah. Karena cinta mengakui pemikiran dan pendapat. Karena cinta menerima perbedaan sebagai sebuah harmoni hidup. Pemilu hanya soal perspektif yang berbeda, bukan pembeda surga dan neraka.
Catatan malam Idul Adhaku, dalam takbir sunyiku. Allahuakbar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa goresanmu sahabat