Salma cukup lama menjalin kasih dengan Rizky. Empat tahun adalah waktu yang pas untuk memantapkan jalinan kasih ke jenjang pernikahan. Perkenalan mereka berawal dari sesama teman di komunitas pendaki dan penjelajah se-Karesidenan Kediri. Namun, apa yang menyebabkan Salma gundah. Padahal, Rizky sudah bersiap untuk melamar dan mengajak serta keluarganya. Tiada yang mengira, Si Salma yang notabene seorang anak buruh yang tinggal di rumah sangat sederhana memiliki calon suami yang tampan, tinggi, berpostur atletik, dan dari keluarga berpendidikan. Salma dan Rizky baru saja merampungkan kuliah. Saat semester akhir, mereka juga bekerja sambilan menjadi operator dan guru kelas di sebuah sekolah dasar. Mereka sudah berencana untuk segera melangsungkan lamaran. Namun ada kebimbangan di hati Salma.

“Riz, aku tetap tidak setuju kalua kamu ajak aku dan adikku tinggal di rumahmu kelak. Meski kamu anak tunggal, aku tetap ingin kita memulai semuanya dari nol. Kita perlu belajar mandiri,” ucap Salma keberatan jika diboyong Rizky ke rumahnya yang berjarak 15 km dari rumah Salma.

Itulah yang jadi penyebab keraguan Salma untuk menikah dengan Rizky. Salma ingin hidup terlepas dari kedua orang tua Rizky dan membesarkan adiknya yang masih duduk di bangku SD. Sudah tiga tahun lamanya Salma hidup mandiri, hanya berdua di rumah dengan mengandalkan upah sebagai operator dan guru honorer. Ibu kandungnya telah lama wafat, sedangkan ayah kandung ikut tinggal di rumah ibu tirinya yang semena-mena. Kakak sulung ikut serumah dengan suami dengan kondisi ekonomi mereka juga masih pas-pasan.

“Akan tetapi aku ingin bantu kamu dan Sarah. Apa salahnya jika aku anak tunggal dan ayah ibuku ingin tetap membantu kita? Tidak masalah jika Sarah ikut dengan kita. Kamu tahu sendiri kan? Ayah dan ibuku baik, ramah, dan loyal. InshaAllah kamu dan Sarah aman.” tandas Rizky seraya membujuk Salma.

Salma tetap bersikeras menolak ajakan Rizky untuk tinggal di rumah orang tua. Sejak dulu ayah dan ibu Rizky melarangnya untuk membeli atau membangun rumah lagi karena rumah yang ditempati saat ini sudah cukup besar dan mengharuskan Rizky untuk menempatinya bersama keluarga usai menikah nanti.

Segala usaha untuk membujuk Salma sia-sia. Tepat di awal tahun 2018 mereka memutuskan jalinan kasih yang telah bertali selama empat tahun itu. Semua saudara dan teman-teman sangat menyayangkan sikap dan keputusan yang diambil Salma. Bagaimanapun, Salma tetap harus memikirkan secara rasional tentang kebutuhan hidup dirinya dan Sarah yang masih butuh biaya pendidikan. Ia tak lagi memikirkan jangka panjang, jika pernikahan dengan Rizky terlaksana. Hanya karena tidak mau serumah dengan mertua, membuat kesempatan emas itu kandas di tengah jalan.

Setahun berlalu, Salma telah menemukan tambatan hati baru sedangkan Rizky masih awet menjomblo. Ia belum sepenuhnya bias melupakan Salma. Wajahnya biasa-biasa aja, tidak cantik, dan dari keluarga pas-pasan, namun kegigihan dan kemandiriannya yang membuat Rizky jatuh cinta.

Salma mengenal Dodi dari acara Agustusan di kampung halaman. Gara-gara tergabung dalam kepanitiaan acara 17 Agustus, yang menyelenggarakan lomba baris berbaris, jalan sehat, voli, futsal, tenis meja, dan lomba tumpeng, mereka saling dekat dan timbullah getar asmara. Melihat tampang Dodi yang kurang meyakinkan itu, membuat para tetangga tidak percaya. Seorang Salma yang notabene sarjana pendidikan bisa jatuh cinta dengan Dodi, si preman kampung lulusan SMA dari keluarga yang berantakan, berpostur pendek, rambut diwarna macam-macam, dan segala kenakalannya sudah tersebar di seantero kampung. Salma tetap berlapang dada meski hubungannya dengan Dodi dihujat oleh tetangga dan saudara. Menurutnya, setiap orang bisa berubah. Dodi yang sekarang berbeda, lebih bertanggung jawab, dan bukan preman lagi.

Bersambung …..

-Diandra Haqi, 30 Juli 2020-