Masker dan Kesabaran
Masker dan Kesabaran
Mardiana, S.Pd
New Normal kata itu terdengar membahagiakan bagi masyarakat diseluruh dunia setelah sekian lama diberlakukannya lockdown. Sekilas terdengar bahwa new normal adalah kita dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala sebelum wabah covid menggemparkan dunia.
Harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Setelah menyaksikan berita ditelevisi maupun media sosial lainnya ternyata protokol kesehatan tetap diterapkan untuk era New Normal. Harapan saya dan tetntu doa-doa seluruh umat manusia diluar sana bahwa New Normal adalah dapat bebas menghirup udara segar dimanapun berada tanpa ketakutan dan hawatir dengan adanya virus covid yang mengintai dimana-mana.
Sejak diberlakukannya lockdown saya lebih memilih untuk diam dirumah dan keluar seperlunya, selain karena mematuhi anjuran pemerintah dan menjaga diri, saya memang tidak betah berlama-lama menggunakan masker ketika berada diluar rumah. Masker adalah salah satu anjuran yang masih diwajibkan sejak mewabahnya virus ini hingga diberlakukannya New Normal karena masker dapat digunakan untuk menahan droplet atau percikan yang keluar lewat batuk atau bersin sehingga bisa meminimalisir penularan virus. Namun penggunaan masker bagi saya yang memiliki kadar oksigen dalam darah rendah dan orang orang yang mengalami gangguan pernafasan lainnya tentu akan merasa bahwa menggunakan masker adalah ujian dan kesabaran.
Bagi kami menggunakan masker ketika keluar rumah untuk melakukan aktivitas seperti sedia kala adalah tantangan, ketika melakukan kegiatan yang membutuhkan energi dan mengeluarkan keringat, seketika itu jugalah masker yang kami gunakan yang harusnya difungsikan untuk melindungi diri, malah menjadi momok tersendiri bagi kami karena yang kami rasakan seketika masker tersebut membuat napas semakin sesak dan udara dari luar terhalang masuk kesaluran hidung, realita yang saya temukan diluar sana banyak orang yang maskernya diletakan didagu atau dijuntaikan dileher, apakah mereka merasakan hal yang sama? tentunya kesabaran menggunakan masker ini masih harus dilalui hingga wabah ini benar-benar hilang atau vaksinnya telah ditemukan, namun begitu tetaplah menggunakannya dan ikuti protokol kesehatan demi kesehatan dan keselamata bersama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul,Bu. Apalagi kalau pakai kacamata atau pakai helm. Kaca jadi berembun. Namun manfaatnya luar biasa. Tinggal membiasakan saja
Ia bu itu jg yg sy rasakan krn berkca mata...klo beembun kan jd gk beta...tp kewajiban dan demi keamann jd ttp gunakan....:)
Mantap,, Sukses selalu,,,
Makasih sukses jg untk bpk. :)
Makasih sukses jg untk bpk. :)
Sip Bu... Apalagi yang mobilisasi ya pakai motor
Ia bu klo panas gerah sesak rsnanya kan bu...tp selma pandemi ini tetp wajib kt gunakan bu denu keamanan :)
Keren Bu Mar... Sangat Relate dengan yg terjadi sekarang
Keren Bu Mar... Sangat Relate dengan yg terjadi sekarang