Keluar kota dimasa New Normal

Mardiana, S.Pd

Pada masa pandemic corona masih menegangkan kami membawa putri kami ke RS untuk melakukan refraksi mata, karena ia bercerita sebelah matanya terasa rabun. Diagnosis dari dokter mata dikota kami bahwa mata putri kami harus dilakukan pengecekan Oftalmoskopi, atau sering disebut dengan pemeriksaan retina. Atas dasar pemeriksaan dokter, maka kami memutuskan untuk berangkat ke Ibu kota mencari rumah sakit husus mata.

Minggu, 14 Juni 2020 kami memutuskan berangkat ke Ibu kota guna keperluan pengecekan mata putri kami . sebelum berangkat kami mencari informasi tentang perbatasan kota yang akan dilewati, apakah sudah boleh melakukan perjalanan antar kota atau masih ketat penjagaannya. Kami juga sudah berkonsultasi dengan rekan disalah satu rumah sakit mata ternama yang akan kami tuju, ia menyebutkan bahwa pasien dari luar kota harus membawa surat keterangan rapid tes yang menyatakan bahwa pasien dinyatakan negatif corona. Sehari sebelum berangkat kami melakukan pengecekan darah mengikuti anjuran rekan kami untk membuat surat keterangan rapid tes tersebut. Tidak tanggung-tanggung uang dengan jumlah yang lumayan kami keluarkan demi mendapatkan secarik kertas bertuliskan non reaktif .

Setelah mengantongi hasil rapid tes kami berangkat menggunakan mobil pribadi menuju Ibu kota. Beberapa perbatasan antar kota masih memberlakukan pendataan kendaraan dan penumpang yang keluar masuk meskipun sudah memasuki masa New Normal. Tiba giliran kami diperiksa diukur suhu tubuh, pendataan KTP, dan ditanya keperluan perjalanan, perjalananpun dapat kami lanjutkan. Keesokan harinya sesampainya diibu kota kamipun menuju rumah sakit mata dengan membawa surat keterangan rapid tes, namun ketika masuk dirumah sakit tersebut kami hanya didata nama, alamat, dan diukur suhu tubuh kemudian dipersilahkan mendaftar. Petugas yang berjaga didepan pintu masuk tak sedikitpun menanyakan tentang surat keterangan bebas covid, meskipun ia tahu bahwa kami berasal dari luar kota. Saya seketika tersenyum dan berbisik pada suami“ wah …melayang begitu saja duit hampir 1 juta tak dimanfaatkan”