Tantangan Hari ke-2

30 Hari Menulis di Gurusiana

#TantanganGurusiana

“Where do you sit? I sit in the front row.” Pla seorang peserta diklat asal Thailand yang bernama asli Amornrat Laowleangdee bertanya sambil memberitahu tempat duduknya padaku. Diawal perkenalan, Amornrat Laowleangdee langsung meminta peserta lain untuk memanggilnya dengan nama Pla saja, karena dia tau akan susah bagi para peserta yang berasal dari negara berbeda menyebutkan nama aslinya. Kami baru saja memasuki ruang kelas pelatihan setelah selesai sarapan bersama di kantin penginapan. “I don’t see my name.” Aku menjawab sambil mataku jelalatan mencari tulisan namaku di atas meja-meja yang disusun melingkar di depan kami. “Oh, there. I sit on the third row, across to your seat.” Aku menemukan namaku di meja di barisan paling belakang. “Okay, bye then.” Pla menyahut dan kamipun langsung menuju kursi kami masing-masing.

Kami sedang mengikuti sebuah diklat yang bernama “Joyful Learning in Mathematics Education for Primary School teacher” di Yogyakarta. Diklat ini diadakan oleh SEAMEO QITEP IN MATH, sebuah organisasi para menteri pendidikan se-asean untuk bidang matematika. Oleh sebab itulah para pesertanya adalah guru-guru sekolah dasar yang mengajar matematika dan berasal dari negara-negara asean. Pusat pelatihan ini berada di bawah naungan P4TK Matematika Yogyakarta.

Pagi itu, 14 Maret 2018, seperti biasa para peserta telah memenuhi ruangan dan instrukturnya pun datang tepat waktu. Pukul 08.00 tepat kelas yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya itu dimulai. Baru setengah jam pelajaran dimulai, tiba-tiba direktur penyelenggara diklat ini masuk ke kelas kami. Dengan senyum manis yang terpasang permanen di hati dan wajahnya Dr. Wahyudi, sang direktur, menyapa kami dengan ramah.

“Sorry for interupting your class, but I have something to tell you!” Semua peserta sudah kenal akrab dengan Dr. Wahyudi karena beliau memang ramah dan selalu menyapa serta berusaha membuat pembicaraan-pembicaraan kecil dengan semua peserta. Semua mata tertuju pada Dr. Wahyudi. “Apakah anda semua kenal dengan Pi?” “Pi?” para peserta mengulang kata Pi dengan kening dikerutkan. Salah satu peserta bertanya, “Apakah ini Pi yang ada hubungannya dengan lingkaran?” “Ya, benar.” Lalu sang direktur menuliskah lambang Pi di papan tulis.

“Ada yang tau sekarang tanggal berapa?” Sang direktur kembali bertanya. “14 Maret, sir!” jawab peserta. “Ya, pas sekali 14 Maret ; 3,14 = Pi dan kita semua akan merayakan hari ini sebagai hari Pi sedunia. Semua karyawan sudah berkumpul di lapangan dan mereka menunggu kita untuk bergabung bersama mereka untuk merayakan hari ini!”.

Semua peserta saling berbincang kecil dengan teman disamping mengungkapkan ketidaktahuan masing-masing terhadap hari yang akan dirayakan ini. Dan ternyata semua peserta memang baru mengetahui bahwa ada sebuah hari yang dirayakan juga setiap tahunnya yang diambil dari sebuah simbol matematika.

Kami segera turun bergabung dengan para peserta yang akan ikut merayakan hari ini. Karena diadakan dihalaman terbuka, acara ini cukup santai dan menyenangkan. Di samping lapangan tampak tenda-tenda yang meneduhi meja-meja tempat disusunnya penganan kecil dan minuman yang sengaja disusun dalam bentuk simbol Pi. Acara pun berlangsung dengan santai dan puncaknya adalah pelepasan balon yang membawa tanda Pi ke angkasa. Semua yang hadir bertepuk tangan melepas balon Pi yang melayang menuju udara.

#TantanganGurusiana

Meja oshinku, 17 januari 2020