"Mi, burungnya ga ada" seru si Kak panik pagi tadi saat aku tengah menjemur pakaian di sebelah kandang burung tersebut.

" Astagfirulloh, masa Ka?" tanyaku

" Iya Mi, ga ada, pantesan suaranya dari tadi ga kedengaran" ujarnya dengan raut dan suara kecewa " Tinggal telurnya aja Mi".

MasyaAllah gimana in nanti menyampaikan ke suami tentang burung love birdnya ini. karena kejadian pagi ini adalah kejadian ketiga burung peliharaan kami melepaskan diri dari sangkarnya. Kejadian pertama sepasang love bird kami lepas bersama belum begitu lama sejak kami pelihara. Saat itu suami marah tak jelas karenanya. Pengalaman kedua hanya satu burung saja yang melepaskan diri.

Kemudian suamiku kembali mencarikan pasangannya dan sudah agak lama kami berhasil memeliharanya. Bahkan telah ada 4 telur imut buah cinta pasangan burung love bird itu. Setiap hari dilihat dipandang dan semakin disayang oleh kedua anakku dan suamiku pastinya. Namun ternyata cinta kami tak mampu menahan mereka untuk tetap di sangkar cantiknya. Bahkan keinginan mereka untuk tetap terbang bebas pun mengalahkan cinta mereka pada telur-telur yang berhasil keluar dari rahim si betina.

Jelas tak ada niatan di hati untuk segera menyampaikan kabar sedih ini, jelas akan memengaruhi mood nya pasti. Akan kusampaikan kabar itu nanti saja setelah suami pulang kerja.

Dan benar saja, sesaat setelah suami pulang, kemudian kami sholat berjamaah, ku bisikkan kabar itu kepadanya. Dan responnya adalah menanyakan kenapa kedua anak kami tak segera menyampaikan kabar itu kepadanya sesaat setelah ia tiba sampai di rumah.

Ahh love bird sungguh kami benar-benar menyayangimu dan menyayangkan kalian lepas dari sangkarmu. Kemandiriamu untuk terbang lepas di udara memang kodratmu. Namun sungguh hati ini tetap khawatir bagaimana kalian di luar sana di bawah guyuran hujan yang sudah turun sejak siang tadi.