Selimut Bolong
Siang tak begitu terik. Ana berjalan menikmati pemandangan desa ayahnya. Dari jauh, sawah berderet menghijau dengan beberapa gubuk terlihat di tengah-tengahnya. Tak ada yang aneh, justru keindahan dan kenyamanan mata yang terlihat.
Dari jauh, Ana melihat seorang ibu-ibu membawa bakul dan sekeranjang buah. Gadis itu tersenyum, ingin rasanya ikut bergabung di gubuk tengah sawah itu. Tapi, ditahannya langkahnya. Rasa malu menjalar di hatinya. Setelah menimbang, dilangkahkannya lagi menyusuri pematang.
Dalam mata yang bergerak memandang ke sana ke sini, Ana teringat kejadian semalam. Pikirannya masih berat. Apa ada hal yang disembunyikan bulik? Jelas sekali dia mendengar suara batu dilemparkan ke jendelanya. Walau tak berani memastikan, dia yakin pendengarannya masih sangat normal.
Hufth, entahlah. Semoga ayah dan ibu segera datang, batinnya berat.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ada pengagum rahasia atau pengganggu ni? Naga2nya cerita serem lo ahaha....
Mantap