Jubah Hitam
Aku tetap berusaha tenang walau hatiku berdebar tak karuan. Jujur, degup jantungku seakan telah lepas dari tempatnya. Kulihat lagi bayangan yang sekelebat masuk di kuburan umum berpintu pagar besi warna putih yang telah karatan. Setelah kupastikan tidak ada apa-apa lagi, segera kulangkahkan lagi kakiku. Perlahan dan seakan tak menapak. Aku takut bila langkahku terdengar.
"Sendirian, Mbak?" Darahku kembali berdesir hebat dan tubuhki menggigil saat sebuah suara mengagetkanku. Spontan aku menengok. Legalah rasanya karena yang bertanya adalah Mas Angga, tetanggaku. Aku mengangguk dan tersenyum. Kuamati sepedanya yang semakin berlalu meninggalkanku. Menyadari aku masih di wilayah kuburan, langkahku semakin kupacu.
Sesampainya di rumah, aku masih ngos-ngosan. Dalam hatiku tetap bertanya tentang bayangan yang aku yakini masuk ke area kuburan. Bayangan memakai jubah hitam.
*****
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren, sukses selalu Bu Dewi.