Janji Hati
Saudara sedarah terkadang tak akrab. Anehnya, orang lain yang tak ada ikatan apa pun, seringkali sangat akrab. Begitu welas asih pada orang lain, tapi lupa pada saudara sendiri. Lembut dan perhatian pada bestie, tapi kasar tak berperikemanusiaan pada saudara sendiri. Ah, begitulah dunia.
Sering saya merenung, mengapa kesombongan masih sering bercokol di hati. Sulit mengalah pada ego sendiri. Padahal, agama tlah dipelajari. Embusan napas kasar terlempar. Dari hidung besar boros oksigen ini. Allahu Rabbi, jangan biarkan setan menguasai diri. Begitu rintihan hati setiap hari.
Bukan diri ingin dipuja, bukan pula ingin dianggap paling luar biasa. Hanya ingin hidup sederhana, seperti manusia umumnya, yang menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. Ah, diriku teperkur dalam kubangan dosa. Tapi, tetap berjanji akan selalu memperbaiki diri. Kini dan nanti.
*****
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin.... Smg kita sll bs lebih baik lagi dr kmrn.
Sangat menarik tulisannya buk, enak di baca.. Dalam literasi buk Dewi..
Amin. Smga oma jg sllu berusaha memperbaiki diri. Sht sllu say. Ke mana pun larimu akan ku kejar blog mu.. haha . Pokoknya dirimu hrs kunjung oma, xixixi...Silaturahmi kok dipaksa
Wakakakkaka... siap, Oma... yang bandel ini memang hrs dikejar Oma, jangan lupa dijewerr juga.... kalau nggk dipaksa semakin nakal ini anak, Omaa.. Hahahah...