Masa kanak-kanak memang sangat indah untuk dikenang. Walaupun ditengah keterbatasan, hampir semua hal yang kita lakukan bernilai positif. Tak ada akar, rotan pun jadi. Kita survive di segala kondisi. Permainan tradisional menjadi hiburan tersendiri hampir di sepanjang waktu, baik di sekolah, di rumah, atau di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA).

Sebut saja permainan sipak tekong, permainan galah, main kelereng, main cutiang, main kajai, main pinatauk, main ula tangga, main congkak, main mamace dan lain-lain. Itu semua bahasa daerah di kampung kami, kalau di daerah sahabat ada permainan apa ya? Kita akan bahas satu permainan saja hari ini, yaitu permainan mamace. Permainan ini menggunakan alat sederhana dari karet gelang yang diuntai menjadi panjang. Nah, sekiranya tidak ada karet gelang, maka dapat diganti dengan sejenis tanaman merambat yang kami sebut dengan aka simijah. Tanaman ini bisa tumbuh di pematang sawah hingga menutup pematang dan ngarainya. Batangnya kuat sehingga tahan ketika dipakai untuk bermain. Biasanya dua orang memegang ujung aka simijah dan yang lain melompat secara bergantian. Jika kita hanya berdua, maka salah satu ujungnya diikat pada tiang jemuran. Jadi, apa pun kondisinya, permainan tradisional ini bisa tetap dimainkan, dan kita happy selalu. Nilai positif yang dikembangkan melalui permainan tradisional ini adalah ketangkasan, sportivitas, dan kejujuran. Limbanang 21 Juni 2020.