Dewi Ratih

Dewi Ratih, Guru Bahasa Inggris di MTsN 6 Kota Padang, buku perdana d Media Guru berjudul, ”Sayang, Ku Ikhlaskan Kau Pergi” .Menulis menjadi sebuah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Maafkan dan Lupakan, Hari ke 396

Maafkan dan Lupakan, Hari ke 396

#Hari ke 396#

By. Dewi Ratih

Maafkan dan Lupakan

“Saya sebenarnya sudah memaafkan perbuatannya padaku, namun peristiwa itu itu tak pernah bisa saya lupakan”, ini adalah kalimat yang sering kita dengar atau mungkin kita sering juga ucapkan ketika kita mengatakan bahwa kita sudah memafkan seseorang. Seseorang saudara, teman atau sahabat yang pernah membuat kita kecewa , sedih dan  meninggalkan luka yang dalam sehingga sulit untuk dilupakan dan terkadang akhirnya menimbulkan dendam untuk membalasnya.

Memafkan adalah sebuah perbuatan yang sangat sulit dilakukan, karena ini berhubungan dengan derita dan rasa sakit yang ditinggalkan. Walaupun sulit, namun kita harus berusaha untuk memafkan perbuatan buruk seseorang kepada kita.

Ajaran Islam menyuruh kita untuk saling memaafkan. Ada beberapa surat dalam alquran yang membahas tentang sifat pemaaf,diantaranya pada  surah Al-A’raaf ayat 199, surah Al-Hijr ayat 85 juga menyuruh manusia untuk memaafkan dengan cara yang baik. Salah satu hadist Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah yang artinya ;

Barang siapa mendo’akan kebaikan kepada orang yang mendholiminya, maka akan dibantu dan ditolong oleh Allah SWT di yaumil Qiyamah… ( HR. Aisyah )

Dari terjemahan Hadist di atas bisa dipahami bahwa kita disuruh untuk mendoakan seseorang yang pernah menzalimi kita di masa lampau.  Allah berjanji akan membantu orang tersebut kelak di hari kiamat. Ketika kita mampu mendoakan seseorang yang pernah bersikap tidak baik kepada kita, itu artinya kita sudah mampu memafkannya. Maka Allah berjanji akan membantu orang orang tersebut kelak di hari Kiamat.

Walaupun imbalannya sudah sangat jelas, namun ternyata masih ada juga yang tidak ingin meraihnya. Ternyata melupakan kesalahan orang lain itu sangat sulit. Walaupun dimulut sudah sering diucapkan kalau kita sudah memaafkan seseorang , namun ketika kita melihat peristiwa yang sama seperti yang kita hadapi sebelumnya, maka pikiran tidak bisa berhenti memvisualkan kejadian tersebut dan kemudian mulut secara otomatis menyebut nyebut peristiwa itu kembali.

Sanggupkah kita memafkan perbuatan seseorang dan kemudian melupakannya  begitu saja tanpa mengulang ulang peristiwa itu kembali ? Walaupun sulit, tapi kita harus mampu melakukannya. Menjadi orang pemaaf sangat disukai  oleh Allah SWT karena Allah sendiri selalu membuka pintu maaf kepada kita umat manusia. Seberapa besarnya dosa yang pernah dilakukan seorang umat, maka Allah akan membuka pintu taubat untuk memaafkannya selama dia mau bertobat dan kembali kepada Allah.

Marilah kita berusaha untuk memaafkan perbuatan buruk seseorang dengan tidak membicarakannya kembali dalam situasi dan kondisi apapun. Maafkan dan lupakan segala perbuatan buruk tersebut.

#

Padang, 2& Juli 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post