Dewi Ratih

Dewi Ratih, Guru Bahasa Inggris di MTsN 6 Kota Padang, buku perdana d Media Guru berjudul, ”Sayang, Ku Ikhlaskan Kau Pergi” .Menulis menjadi sebuah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kertas Yang Robek ( The end ), #Tantangan Hari ke -11

Kertas Yang Robek ( The end ), #Tantangan Hari ke -11

“ Siapa?”tanyaku ingin tahu.

“ Dito, Mam. Dia marah karena lembar jawabannya Abi rampas...” kata Abi menjelaskan.

Aku tersentak mendengar jawaban Abi. Aku sudah berprasangka buruk dengan siswa ku ini. Ternyata bukan dia pelakunya. Dia tidak seburuk yang aku duga. Aku merasa bersalah telah menuduhnya. Sikap buruknya sewaktu ujian telah membuatku merasa yakin bahwa dia lah pelakunya....

Untunglah aku tidak menyatakan tuduhanku secara langsung. Alhamdulillah aku bisa menahan diri, menunggu dia untuk mengakui perbuatannya. Perbuatan yang tidak pernah dilakukannya sama sekali. Maafkan hamba ya Allah.

“Mam sangat menghargai kejujuran dan keberanian mu menyampaikan ini. Untung Abi menceritakan kejadian sebenarnya ternyata bukan kamu yang melakukannya.” kataku tanpa sadar. Secara tak sengaja aku telah melontarkan tuduhan kepadanya.

“Apakah Mam mengira Abi yang melakukannya?” tanyanya kemudian. Kelihatan dia sangat sedih mendengar kalimat ku yang terakhir.

Aku tidak menjawab apa yang ditanyakannya. Sebagai jawaban aku menggangguk pelan dengan penuh penyesalan.

“ Mam minta maaf karena telah berprasangka buruk pada Abi!” kataku akhirnya. Tidak ada salahnya aku minta maaf. Semoga dia memahami kenapa aku berkata demikian.

“Tapi, itu semua juga salah Abi , Mam, Abi yang seharusnya minta maaf!” katanya dengan penuh penyesalan.Sepertinya Abi menyadari bahwa kejadian itu terjadi disebabkan oleh sikapnya juga.

“Baiklah, Mam maafkan atas kejadian tersebut, tapi untuk selanjutnya, Mam tidak mau melihat Abi menyontek dan merampas lembar jawaban teman lagi,”aku menasehati sambil menyentuh bahunya.

Sekilas aku melihat bayangan Dito masuk ke ruang guru. Ada penyesalan juga di wajahnya. Setengah berlari dia menghampiri ku dan berkata,

“Maafkan, Dito Mam! , Dito yang sudah merobek kertas itu.... tapi Dito tidak sengaja melakukannya!” kata Dito mencoba menjelaskan.

“Sudahlah, Mam sudah tahu ceritanya,” kataku sambil mengusap kepalanya.

“Sekarang kalian berdua harus saling memaafkan, dan jangan mengulanginya lagi,” nasehatku kemudian.

Abi dan Dito saling memaafkan dengan cara berjabat tangan satu sama lain. Sudah ada senyum kembali di wajah kedua siswaku tersebut. Mereka kembali masuk kelas setelah pamit padaku.

Setelah keduanya berlalu menuju kelas, aku duduk dan merenungkan permasalahan yang baru saja selesai .Pelajaran yang bisa kuambil dari kasus ini adalah bahwa tidak selalu siswa yang kita anggap sering membuat onar di dalam kelas merupakan biang keladi dari setiap peristiwa. Kadang kita berlaku tidak adil dengan beberapa siswa yang kita anggap biang onar tersebut. Kita selalu menganggap bahwa mereka lah yang selalu bertanggung jawab atas setiap kejadian yang terjadi. ( Tamat)

Padang, 24 Januari 2020

#Tantangan Menulis Gurusiana

Hari Ke- 11

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post