Waktu itu hari Minggu, aku bersama keluarga melakukan refreshing. Kami merasa jenuh dengan rutinitas setiap hari. Tidak pernah melakukan olah raga dan jarang jalan-jalan. Kami ingin jalan-jalan sambil berolahraga yaitu memanjat atau mendaki gunung. Lama sekali kami tidak melakukan hal seperti ini.

Kami berangkat berempat dengan naik mobil menuju gunung Budeg, Tulungagung . Sampai di sana kita memarkirkan mobil dan menyusuri lereng dan menaiki gunung Budeg. Kami semua mendaki gunung itu. Sebenarnya aku takut naik . Aku ingin menunggu saja di bawah. Aku takut dengan ketinggian. Tidak bisa kubayangkan bagaimana turunnya nanti. Tetapi demi kekompakan aku memberanikan diri untuk ikut naik.

Belum mencapai puncak , masih dipertengahan aku mau turun. Aku merasa takut, tidak sanggup lagi naik. Aku ingin turun. Aku tidak kuat dan tidak punya nyali. Kedua anakku dan suamiku masih cukup kuat untuk mendaki. Mereka membujukku supaya tetap naik. Tetapi aku tidak sanggup karena takut.

Dengan rasa kecewa kami semua turun tidak sampai ke puncak. Sebenarnya aku selalu diberi semangat untuk tetap bertahan, tetapi aku memilih berhenti dan turun gunung. Aku tawarkan agar mereka tetap naik dan aku menunggu di bawah mereka tidak mau. Akhirnya semuanya turun.

Kami istirahat di bawah atau di lereng gunung. Kita banyak mengobrol dan nyantai sambil menikmati camilan. Setelah cukup istirahat kami merasa lapar dan mencari warung untuk makan. Setelah cukup fit lagi kami bermaksud untuk pulang.

Di sepanjang perjalanan pulang kami bisa menikmati keindahan desa, melihat pemandangan desa dan pegunungan yang indah. Bersama sinar matahari yang mulai panas kami tiba di rumah.