Dewi Fitrotun Amania

Dewi Fitrotun Amania,S.Pd.SD tinggal di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lahir dari keluarga yang sederhana, mencoba menabur mimpi dan meraih mimpi-mimpi dengan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Seputar Teman Lama

Seputar Teman Lama

Seputar Teman Lama.

Ketika baru saja lulus sekolah, saya kehilangan arah. Karena ada sesuatu hal diluar dugaan dan di luar rencana saya. Saat itu, teman baik saya, menceritakan tentang seribu satu keinginan dan cita-citanya. Tentu saya ikut bahagia mendengarnya.

Namun, setelah sekian lama tidak bertemu kami dipertemukan kembali dalam sebuah moment yang tidak disengaja. Bahagia rasanya melihat teman saya baik-baik saja dan terlihat sangat bahagia.

Saya bertanya banyak hal kepadanya, tentang mimpinya dan tentang semua cita-citanya yang dia ceritakan tempo hari kepada saya. Tetapi,Saya sedikit terkejut karena jawabannya yang sangat datar dan tatapan matanya yang dingin. Entahlah apa yang terjadi, saya tidak berani menanyakannya kembali, sebelum dia menceritakannya sendiri kepada saya.

Beberapa waktu lalu, kami berkomunikasi kembali, saya menceritakan keinginan saya untuk memiliki buku karya saya sendiri. Teman saya mengatakan bahwa sebenarnya dia juga tertarik dengan dunia literasi, saya ajak dia untuk bergabung di buku saya, namanya dan nama saya akan terpajang di buku itu. Menyenangkan sekali, pikir saya.

Tapi, teman saya menolaknya. Dia mengatakan akan sulit sekali untuk menulis. Karena sudah lama sekali tidak ber-literasi. Saya mengusulkan agar dia mengirimkan saja tulisannya kepada saya lewat email, agar kami bisa berdiskusi dan kembali belajar bersama-sama. Namun dia menolaknya.

Setelah buku ke tiga dan buku pertama saya resmi terbit, dia kembali menghubungi saya. Dia menanyakan bagaimana bisa saya melakukannya. Saya mengatakan kepadanya, saya tulis saja apa yang saya bisa semaksimal mungkin.

Saat itu kami bercerita banyak hal, termasuk keinginan dan mimpi-mimpi saya untuk buku saya selanjutnya. Karena dia mengatakan dia ingin sekali memiliki buku, saya mengajaknya kembali untuk menyusun buku bersama-sama atau kalau dia ingin menyusun bukunya sendiri, kami bisa berdiskusi dan saya bisa membantunya sebisa mungkin.

"Waah, itu pasti sangat sulit" katanya kepada saya.

"Cobalah terlebih dulu" jawab saya kemudian.

Lama, tidak terdengar kabarnya lagi, sejak kami terakhir berkomunkasi. Saya mencoba menghubunginya lagi, dan menanyakan tentang naskah yang sudah dia buat, namun dia mengatakan, dia tidak sanggup membuatnya. Kemudian saya tanyakan lagi kepadanya, apakah dia masih ingin memiliki buku. Sebagai teman saya juga ingin membantunya. Dia mengatakan bahwa dia juga ingin memiliki buku, tapi dia tidak sanggup untuk menulis.

Ya,sudahlah. Gumam saya dalam hati. Bagaimana mungkin seseorang bisa membantu, jika kita sendiri tidak mau membantu diri sendiri untuk meraih mimpi-mimpi kita.

Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib seseorang jika kita juga tidak mau mengubahnya.

#Salam_Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren... bahagia denga menulis. Salam literasi...

13 Apr
Balas

Terimakasih buu....

20 Apr



search

New Post