Wajahnya tampan, matanya sipit dan suka tersenyum. Rambutnya rapi dan mengkilat karena memakai minyak rambut dengan sisiran kesamping. Pakaiannya juga selalu rapi. Doni Dewana namanya, temanku satu kelas sekaligus sainganku memperebutkan peringkat pertama di kelas.

Ayah Doni adalah penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas di kampungku. Setiap pagi ia selalu diantar oleh ayahnya ke sekolah naik motor. Doni adalah teman yang menyenangkan, ia ramah kepada siapa saja. Walaupun ia kaya dan terpandang tetapi ia tidak sombong.

Pada saat kelas dua, Doni pindah karena ayahnya tidak lagi bertugas dikampungku. Tetapi Doni adalah teman yang sangat berkesan, selain baik, karena ia memiliki tas president. Hanya Doni satu satunya temanku yang memakai tas president ke sekolah.

Tas president hanya dimiliki oleh beberapa siswa disekolahku kalau bukan anak orang kaya anak pegawai yang memilikinya. Mengapa disebut tas president?. Sebenarnya president adalah merek dari tas tersebut. Bentuk sebenarnya adalah koper dan membukanya memakai metal lock.Begìtulah penampilan Doni setiap hati menjinjing tas president ke sekolah, bak eksekutif muda pergi ke kantor.

Akupun sangat ingin memiliki tas president dan menjinjingnya setiap hari ke sekolah. Tetapi tanpa tas president aku tetap semangat ke sekolah untuk menuntut ilmu. Menjinjing kantong asoy berisi buku dan pensil setiap hari tak pernah menyurutkan semangat belajarku untuk meraih prestasi. Melihat tas president yang dijinjing Doni sudah cukup bagiku, walau sampai tamat sekolah aku tak pernah memilikinya.

S3, 15 Juli 2020