Menjadi seorang guru adalah cita-citaku sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu saya belum tahu ingin menjadi seorang guru mata pelajaran apa. Cita-cita ini sangat kuat karena saat kelas empat SD, saya bertemu dengan seorang guru yang sangat luar biasa dan kreatif dalam mengajar semua siswanya. Pada tahun 1995, mungkin untuk sebagian orang, belajar bahasa asing tidaklah begitu penting. Apalagi saat itu tidak ada pelajaran Bahasa Inggris di SD. Tetapi hal ini sangatlah bertentangan dengan ibu yang memintaku untuk mengikuti les Bahasa Inggris. Ibu meyakinkanku bahwa banyak manfaat yang saya dapat ketika saya sudah besar dengan mengikuti les ini.

Ya…saya pun mengikuti nasihat ibu. Awal pertemuanku dengan guru Bahasa Inggris ini membuatku senang belajar bahasa asing. Mr. Tomo adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMP Negeri. Perawakannya yang hampir sama dengan siswanya membuat saya dan teman-teman sangat akrab. Beliau juga sangat kreatif dalam mengajar. Tidak ada rasa bosan untuk mengikuti kelasnya. Banyak cara yang beliau lakukan untuk menghidupkan suasana kelas agar tetap aktif. Game dan lagu adalah materi yang sangat saya senangi. Ada satu lagu yang sangat saya senangi. Judulnya “Leaving on a Jet Plane” yang dinyanyikan oleh Chantal Kreviazuk. Lagu ini adalah lagu pertama berbahasa Inggris yang saya senangi dan hafal. Mr. Tomo menjelaskan kata demi kata arti dari lagu tersebut sehingga semua siswanya dapat memahami makna dari lagu tersebut.

Mr. Tomo juga telaten dalam mengajar. Satu hal yang saya ingat ketika beliau meminta saya untuk membaca sebuah teks. Pronunciation saya saat itu masih kacau dan saya membacanya dengan terbata-bata. Mr. Tomo mendekati saya dan membimbing saya untuk membaca dengan pronunciation yang benar. Beliau memberi contoh kata per kata dan saya diminta untuk menirukannya dengan benar. Hal ini dilakukannya kepada semua siswa yang ada di kelas. Beliau tidak membeda-bedakan siswanya.

Selain itu, Mr. Tomo juga sangat sabar dan penuh semangat. Beliau tidak pernah marah kepada siswanya meskipun ada siswa yang terlambat atau tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Saya masih ingat, ketika saya diminta untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Saya menuliskannya menggunakan huruf tegak bersambung berbeda dengan teman lain. Mr. Tomo memberikan semangat dengan mengatakan bahwa tulisanku rapi dan mendo’akanku agar menjadi seorang guru. Pujian yang tepat sangat memotivasi siswa. Sejak saat itu, saya selalu bersemangat untuk belajar Bahasa Inggris dan mewujudkan cita-citaku.

Mr. Tomo juga memberikan trik untuk dapat belajar Bahasa Inggris dengan mudah. Trik ini saya lakukan sampai sekarang meskipun menjadi seorang guru. Apabila saya membaca teks dan menemukan kosa kata baru yang tidak dimengerti, saya selalu menggaris bawahi kata tersebut dan di atasnya saya tulis arti kata dalam Bahasa Indonesia. Hal ini memudahkan saya untuk mengingat dan memahami isi teks berbahasa Inggris. Selain itu, kosa kata baru tersebut juga saya tulis pada selembar kertas kecil dan saya tempel di lemari atau di samping cermin. Hal ini saya lakukan sampai saya kuliah. Dengan melakukan trik sederhana ini, saya dapat memahami kosa kata berbahasa Inggris dengan mudah. Beliau juga menyarankan bahwa belajar Bahasa Inggris harus rajin membaca dan berani berbicara. Hal ini merupakan kunci untuk menguasai kosa kata. Mr. Tomo mengenalkanku pada bacaan yang mudah dipahami dan menarik minat baca. Beliau memperkenalkan sumber bacaan Bahasa Inggris dari sebuah majalah. Judul majalah tersebut “Hello English Magazine”. Majalah ini sangat membantuku untuk menambah kosa kata baru. Awalnya saya membaca saat les saja dan akhirnya saya juga berlangganan majalah ini sebagai sumber belajar.

Terima kasih Mr. Tomo, semua jasamu tak lekang oleh waktu. Dari beliau saya mengenal Bahasa Inggris. Berkat ketelatenan dan trik-trik yang beliau sampaikan, mengantarkanku menjadi seorang guru Bahasa Inggris seperti sekarang ini.

#67#