Minggu, Sept@Pentigraf

Oleh: Dra. Deswita, M.M.Pd

#

Aku sedang menunggu jadwal anakku menelpon dari asrama. Karena memang jadwal anakku menelpon setiap malam Minggu. Dimulai siap maghrib sampai pukul 10 malam secara bergantian dengan waktu 15 menit perorang. Sebagai orang tua tentu aku bersiap-siap menunggu di depan gawaiku jika berdering nantinya.

Malam terus beranjak dan berlalu. Hari sudah menunjukkan pukul 21.45, sedangkan gawaiku tidak berdering juga. Kuberanikan menelpon ke handphone Umi kamarnya, tapi tidak diangkat. Hatiku semakin resah dan gelisah. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan seorang ibu di malam itu.

Kuambil lagi gawaiku, kucoba untuk menelpon kembali, karena hari⁰ sudah lewat pukul 10 malam. Namun, tetap tidak diangkat oleh Umi asrama. Kemudian aku telpon Umi kepala asrama juga tidak diangkat, ku SMS juga tidak dibaca, mungkin sudah tertidur pikirku. Kuberanikan untuk menelpon ibu kepala madrasah, juga tidak diangat. Kucoba WA juga tidak dibaca, padahal semuanya masuk. Tanda tanya semakin berkecamuk di benakku. Tetiba suamiku ke luar dari kamar dan bertanya apakah sudah ada  telpon dari anak gadis atau belum. Lalu suamiku menelpon kepala madrasah tersebut dan langsung diangkatnya. Suamiku menanyakan kenapa anak gadisnya tidak nelpon. Ibu kepala berkata " Besok saya selesaikan ya Pak, sekarang sudah malam ", jawab kepala madrasah tersebut.

#

Sijunjung, 25 September 2022

Gambar dari iStok