Jangan hukum kata atau kalimat dengan kesalahan yang tak pernah dilakukannya. Biarkan ia mencari jati dirinya sesuai dengan keilmuannya. Biarlah ia mengembara di dunia yang tak bertepi, menatapi indahnya samudera, ombak bergulung berkejar-kejaran, ikan paus bercanda dengan keluarganya, dan angin yang menyanyikan senandung tak berkesudahan.

Biarlah ia puas memandangi gunung yang perkasa penuh misteri. Awan yang berarak mengantarkan para peri ke istananya. Matahari yang mulai menuruni laut biru, digantikan bulan dan bintang. Mereka beralih peran dengan damai tak saling rebut tempat. Mereka sabar menunggu giliran sesuai takdir.

Biarkan kata dan kalimat itu menempati tempat sesukanya, agar tidak ada pemerkosaan haknya di dunia yang penuh carut-marut ini. Akan terlalu banyak kerja komnasham, apabila kata-kata pun diatur tempat berpijaknya. Biarkan ia menentukan arahnya, agar kehidupan berjalan seimbang dan selaras.

Takkan pernah ada kata atau kalimat menempati tempat yang kotor atau jorok, ia tahu di mana ia harus berada, agar ia dihormati, disegani, atau bahkan dijadikan sahabat sepanjang masa. Ia mampu menyampaikan segala kebaikan. Keberadaannya ditunggu-tunggu. Jika ia berpaling semua akan khawatir dan berusaha meluruskannya. Ia menempatkan dirinya di tempat yang mulia dan terhormat. Ia dijadikan pedoman, karena ia bijak menyampaikan kebenaran.

Mari terus menjaga kata dan kalimat, agar hidupmu selamat di dunia dan akhirat. Selamat datang di dunia aksara tanpa makna. Berilah ia arti tanpa menodai makna sebenarnya.