Deswati

Pagi itu saya dan teman-teman sudah bersiap menuju lokasi demo. Saya dan teman-teman hari itu akan menghadiri demo di kota ini, untuk yang ket...

Selengkapnya
Navigasi Web
Meriam Melinial
Sumber: google

Meriam Melinial

Meriam” Melinial

#Tagurke-13#

Oleh: Deswati, M.Pd

Aku tak sabar, ingin menyaksikan permainan anak milenial. Mereka adalah anak tetanggaku. Aku teringat permainan masa kecilku, meskipun aku anak perempuan tapi suka mengikuti permainan itu. “meriam” itu sebuatan waktu itu. Bunyinya cukup mengetarkan jantung orang-orang dewasa yang tidak suka dengan keributan.

Meskipun aku sudah punya dua anak, aku masih ingin mendengar bunyian itu. Di malam bulan Ramadhan seperti saat sekarang ini, bunyian letusan “meriam” itu sangat lekat di telinga. Persis sekali dengan bunyian yang aku dengar waktu 40 tahun yang lalu. Aku berpikir dari mana mereka mendapatkan “buluh betung” bambu itu. Di kota ini mana ada bambu, pikirku.

Aku mendekati gerombolan milenial yang membunyikan letusan dari bambu itu. Aku penasaran, apa benar itu dari bambu. Seingatku, dulunya bambu diisi dengan minyak tanah dimasukan di bagian ujung pangkal bambu yang dilobangi pada bagian batangnya. Bagian ujungnya lainya dipotong untuk melewatkan api yang menjalar disepanjang bambu yang mengeluarkan bunyi.

“Dari apa buatnya? Mereka senyum-senyum memandangku. Raja, remaja yang sebentar lagi meninggalkan bangku sekolah meneggah pertama itu menjawab pertanyaanku, “dari paralon, nte”. Aku penasara dan bertanya lagi,

“apa pakai minyak tanah”, Raja menjawab “tidak nte, dikasih Hansanitaizer”.

“Oooo, bibirku membulat dan otakku mulai memikir ternyata mengunakan alkohol.

Rancangan meriam milenial itu terbuat dari paralon yang berdiameter cukup besar. Di bagian ujung satunya dibuat seperti mulut botol di lengkapi dengan seperti penutup botol. Bagian penutupnya dirancang seperti ada pemantik untuk menghidupkan api. Sedangkan ujung paralon satu lagi dibiarkan terbuka.

Cara mengunakannya, mulut seperti botol itu di semprot dengan hansanitaizer. Setelah itu diguncangkan-guncang. Agar merata melewati lobang paralon. Selanjutnya ditutup bagian mulut tadi dengan penutup yang sudah ada pemantiknya. Selanjutnya ditekan pemantik penutup paralon. Saat itu bunyi keluar disertai cahaya seperti api yang menjalar di sepanjang pipa paralon, disertai bunyi ledakan, yang pernah dulu aku dengar dan buat. Memang kreatif mereka, hasil sama meskipun bahan yang mereka gunakan berbeda. Seperti sedang perang. Eeeh itulah milenial.

Pekanbaru, Jumat 07 Mei 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post