Ku Kan Tidur dan Bermimpi Tanpa Rasa Iri

Penulis : Desnilawati

Lembut sekali senyummu

Tersipu dalam wajahmu nan kemayu

Geliat lemah disertai dengkuran halus menyejukkan hati bunda

Saat mata tertuju pada lelap tidurmu Dinda

Rona keletihan membias diwajah mungilmu

Perlahan bunda mengelus rambut ikalmu

Yang mengondak jatuh mengenai dahi jenongmu

Sering kuledek dahi jenongmu

Tapi tawa renyahmu tak pedulikan itu

Dibalik selimut kuintip bunda

Masih saja menunggui belahan jiwa

Secercah rasa iri menyelinap kesanubariku

Mengapa bunda begitu sayangkan dirimu 

Anak gadis bunda kan bukan hanya dirimu

Aku juga tak kalah menggemaskan darimu

Sejenak rasa iri menguasai alam bawah sadarku

Sampai akhirnya kusadari

Saat sungai kecil itu menggulirkan bening dipipi

Menghempas dalam gundah birahi

Astaghfirullah

Ampuni aku ya Allah

Kenapa pula ada iri ini untukmu

Bukankah bundamu bundaku

Kasih sayang bunda tiada beda

Tapi bunda

Pemandangan malam ini begitu menusuk mata

Membuat hati gadis remajaku

Dirasuki perasaan cemburu

Begitu setianya bunda

Menunggui lelap tidurnya

Seakan tak rela

Seekor nyamuk pun mengganggunya

Batuk dan mengerang perlahan

Itu yang kucoba lakukan

Bunda menoleh, bergegas berjalan

Bertanya meraba kening ananda

Tampak gurat cemas dalam nanar

Ternyata bunda benar

Kasih bunda sangat wajar

Akupun terkesima

Tepar menanti reaksi bunda

Benar saja

Bunda sibuk

Mencari obat batuk

Membangunkanku dalam kantuk

Duuh..Gusti

Tercekat hati ini

Tak pantas diri ini

Berpikir yang tak terpuji

Sungguh

Bundaku adalah bidadari syurga

Kasih sayangnya tiada beda

Kau adalah bunda terbaik didunia

Yang diciptakan Allah untukku

Dan juga adik adikku

Perlahan gulir bening itu kembali merembes

Kubiarkan saja sampai beres

Kutarik selimut

Tanpa rasa sungut

Aku akan tidur dan bermimpi

Sampai mentari pagi

Tanpa rasa iri