Potret Kehidupan (2 )
Mulailah ia bercerita panjang lebar tentang kehidupannya yang selalu diselimuti kemiskinan sejak menikah sampai hari ini, sudah memiliki dua orang anak. Mulai dari kontrak rumah yang menunggak walaupun hanya Rp250.000 per bulan. Susahnya mencari pekerjaan dan selama enam tahun pernikahannya, ia hanya mampu memberi istri dan anaknya makan dengan beras raskin. Beras bantuan dari pemerintah, kalau dulu lebih banyak dijual Bahakan sampai dibuang karena memang tidak bisa dimakan disebabkan berbau dan rasa yang tidak enak apalagi sehat.
Untuk hari ini, katanya pekerjaan tidak dapat, untuk yang akan dimakan dan dimasak pun tidak ada. Dari pagi sampai sore ini ia berusaha mendapatkan uang untuk belanja tapi tetap nihil dan tidak ada gambaran sama sekali, sudah lelah dan letih kaki berjalan mencari tempat pinjaman tapi tidak ada satu pun yang mau memberikan dengan berbagai alasan hi gga akhirnya ia datang ke rumah Pak Anto dan beliau menyuruh untuk menemui keluarga kami. Begitulah ceritanya maka ia sampai ke rumah kami.
Terbayang olehku,anak -anaknya yang berharap kedatangan ayahnya dengan membawa sedikit buah tangan dan menunggu dengan penuh harap, ternyata ayah mereka pulang dengan tangan hampa.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar