Mengapa masa lalu? Bukankah masa lalu kadang tersusun dari luka-luka?. Masa lalu, pahit dan getirnya membuat kita ingin melupakannya. Luka dan dukanya, ingin segera kita obati dan perban agar pulih secepatnya.

Butuh keberanian, mengungkap masa lalu. Terutama kelam yang sembunyikan putihnya kebenaran atau pahit yang hilangkan manisnya kehidupan.

Neneng Hendriyani berani mengungkap masa lalu yang telah menjadi sejarah dalam puisinya yang berjudul “Bubat: Kisah Cinta Sang Maharaja”. Puisi yang sangat unik! Mengisahkan dengan runut pencarian sebuah hati yang dipenuhi cinta. Sang Maharaja dan Dyah Pitaloka dalam kisah cinta tragis penuh amarah dan darah.

Neneng telah mengajarkan pula pada kita dengan puisinya, keberanian dan kejujuran untuk mengungkapkan Sejarah dengan cara yang indah, meski masa lalu tak selamanya indah untuk dikenang.

Peperangan yang berlatar kisah cinta menandakan bahwa manusia tak lepas dari dua belah jiwa, angkara dan kasih serta benci dan cinta. Kekuasaan dan kerakusan saling menopang untuk menghancurkan. Di sisi lain, ada perjuangan mempertahankan kemuliaan, kesejatian dan kemurnian kasih sayang.

Diperkenankan membaca puisi Sejarah yang ditulis dan dikisahkan dengan cara yang luar biasa merupakan sebuah keberuntungan bagi diri ini. Apalagi, bila kisah ini mampu membuka mata bagi banyak jiwa, bahwa cinta itu ada. Cinta murni pada diri, pada sesama juga pada bangsa. Berjuang itu sebuah keharusan agar nilai kemanusiaan tetap tinggal memenuhi bumi.

Desi Oktoriana, Guru SDN 173 Neglasari Bandung.