*Tantangan hari ke-90 #TantanganGurusiana

Setiap lebaran Idul Fitri adalah masa yang ditunggu-tunggu bagi umat Islam. Tak tua tak muda, laki perempuan, semua sama. Tak hanya mereka yang berpuasa, yang tidak pun ikut sibuk dan menanti hari kebahagiaan itu. Yah suasana lebaran, puncak dari kebahagiaan banyak orang. Bagi pegawai, karyawan, pedagang, orang beriman, anak-anak dan lainnya. Ada yang panen pahala, panen makanan dan panen uang.

Namun lebaran tahun ini, umat Islam wajib tak perlu merindukan. Merindukan suasana kebersamaan dan kebahagiaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Lebaran tahun ini siap-siap tidak banyak tamu. Tidak melakukan halal bihalal. Apalagi piknik bersama orang-orang yang dicintai. Tak perlu repot-repot nukar uang baru. Tidak usah banyak masak ketupat, opor, gulai, sambel goreng dan menu khas lebaran lainnya. Atau berjejer kue-kue berkelas supermarket atau chief terkenal. Angpau THR pun dipastikan bakal mengalami penyusutan.

Semua menjadi maklum. Lebaran tahun ini adalah lebaran corona. Bukan lebaran ketupat, apalagi lebaran kuda atau lebaran monyet. Sejak Maret 2020 lalu, ketenangan kehidupan masyarakat Indonesia terusik. Virus import asal Wuhan China meneror bangsa-bangsa di dunia. Indonesia termasuk negara yang jumlah terinfeksinya terus bertambah. Walau tak sengeri jumlah pasien di Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan negara lainnya.

Upaya memutus mata rantai covid-19, pergerakan manusia dan antarmanusia dibatasi. Sementara waktu, sebelum vaksin virus ditemukan, obat paling "ampuh" adalah menghindari dari keramaian. Bila perlu kita mengisolasi diri dari hiruk pikuk kehidupan. Jika tidak bisa, menjaga jarak physical distancing adalah pilihan terakhir. Walau kondisi di lapangan tak mudan untuk dilakukan.

Menjelang musim lebaran tiba, ada kekhawatiran dampak arus mudik yang tiap tahun terjadi. Pergerakan manusia sama halnya pergerakan virus. Virus perkotaan akan bermigrasi ke pedesaan. Sementara di desa, suasana kekerabatannya kental. Anjang sono sesama keluarga besar, berkumpul dengan tetangga dan teman menjadi tradisi. Inilah kemudian pemerintah pusat melarang arus mudik lebaran tahun ini bagi siapa saja.

Sekalipun penjelasan Presiden Joko Widodo tentang perbedaan mudik dan pulang kampung menjadi kontroversi. Wawancara Najwa Shihab dengan Presiden dalam acara Mata Najwa dengan tema: Jokowi Diuji Pandemi, Jokowi: Mudik dan Pulang Kampung Itu Beda, Selasa (21/4) malam. Presiden Jokowi meluruskan bahwa pekerja yang pulang diawal puasa bukan mudik, tetapi pulang kampung karena isteri dan anaknya berada di kampung. Kalau mudik dilakukan menjelang hari lebaran.

Larangan mudik paling tegas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri. Bahkan Badan Kepegawain Negara sudah menerbitkan Surat Edaran tentang sanksi bagi ASN yang memaksa mudik lebaran. Surat bernomor 11/SE/IV/2020 tanggal 24 April 2020, ASN dijerat Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Selanjutnya diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. (*)

Cirebon, 26 April 2020 I 20:11

Pegiat Literasi Gelemaca Kota Cirebon