KUTANGISI SEJAK DULU

Lebih dari 20 tahun lalu ketika saya bersama Prof. Dr. H. Muchtar Ahmad, M.Sc dan kawan-kawan lain berkunjung ke kampung ini sy menangisinya. Alangkah malangnya warga negeri ini. Sy heran, kenapa jalan yg hanya 28 km ini sulit sekali diperhatikan? Seperti negeri yg ribuan km jaraknya dari ibu kota kabupaten Kampar bahkan Riau. Padahal itu hanya di sebalik bukit. Kenapa tak tersentuh aspal ya? Apa bukan 8 Koto Setangkai itu tak ikut merdeka seperti wilayah lain di kabupaten Kampar? Apa negeri ini bukan wilayah Riau yg menyumbang kekayaannya untuk hampir 60 thn pembangunan Indonesia? Waduh... terlalu jauh berjelajak.

Memang ada siklus 4 tahunan pejabat berkunjung ke negeri itu, tapi kemudian malap. Sy pernah dengar, kenapa tak dibangun APBD provinsi, pihak provinsi menyebutnya itu jln kabupaten. Pihak kabupaten pun tak dapat menjelaskan kenapa tak di aspal. Nasibnya memang tak seindah jalan2 di 5 koto Kampar, licin dan terang benderang.

Mir, jangan bilang kampungmu negeri jajahan 5 Koto ya, seperti Tapung yg tak bisa menjangkau Siak pun dibuang Kampar.