Den Santoso

aku seorang pengembara pengejar cinta , karena cintaku lari di kejar dijerat dikuasai cinta cinta yang lainnya cintaku lenyap ditelan asa_ asli nama Didik bento...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jihad ala melayu

Jihad ala melayu

Jihad kita jihad Melayu yang mencintai Rosulullah SAW sepenuh jantung kalbu.

Sampai kiamat, seorang mukmin dianjurkan Rosulullah SAW tetap gagah dalam bersungguh sungguh (mujahadah). Bukan jihad berebut tulang iga atau urat tembusu, bukan pula keluh kesah isi periuk nasi. Maaf

Menjaga martabat Islam masuk dalam kategori haq mutlak Bangsa Melayu. Terjaga dan terpelihara martabat Islam berarti memelihara juga martabat diri, martabat bangsa ini, Melayu nama bangsanya. Jadilah orang berbangsa, bukan kuman bukan miang bukan semut gatal bukan pula jelatang api apalagi getah ipuh kerbau jalang (nama kayu beracun).

Kita yang muda muda atau selagi masih terbilang muda mari menilik pada tiap tiap hal perkara dalam bidang dan keahlian, bina kembali Tanah Melayu dengan seluruh keahlian kita. Kita tinggikan agama Allah dengan amal ibadah yang kecil-kecil dan minta diberi kekukuhan melaksanakan ibadah yang utama-utama. Tuhan dan Tuan (Robb) kita Allah. Tidak kita berharap kepada makhluk. Tidak pula cekak bantah karena merek rokok di antara kita, apalagi merek jabatan atau merek kuda roda. Tidak sama sekali tidak untuk itu bangsa Melayu ada.

Tinggalkan perangai rendah supaya Melayu kita benar benar Melayu. Jangan sesekali meniru perangai binatang melata. Jangan tinggalkan jejak tauladan akhlaq buruk pada anak-anak bangsa dan generasi penerus. Jangan hina dengan celaan buruk pada habib atau datuk hitam sekalipun. Jika tuan sempatkan diri menelisik menelusuri ilmu, tahulah sebab mengapa dilarang merendahkan orang mulia semisal para habib dan ulama dan pertuanan kita. Siapapun tahu, bahkan semut halus sekalipun tahu, siki sekali sekali pasti ada juga berbuat salah, tapi bukan untuk kita pijak pijak martabatnya.

Kewajiban saling mengingatkan terpikul di pundak masing masing muslim dan mukmin. Tugas mengingatkan tidak perlu menunggu dalil atau gelar phd, lc, Ma, Sag. Alamat bukan islam yang sempurna menghina orang2 yang memuliakan Allah. Mereka tempat bertanya perkara sulit yang tidak kita tahu hakikatnya. Hentikan menyibuk diri bertanya perkara remeh temeh pada ulama kita, agar konsentrasinya penuh memikirkan soal jawaban yang paling mustahak dalam din Allah. Yang sepele sepele, cukuplah kita urus sendiri dan ijtihadahkan untuk diri sendiri, itu adakalanya perlu dilakukan, agar hati tenang dan tahu duduk tegak berdirinya urusan amaliah pribadi. Ilmu dan amalan bangsa Melayu ini jelas, mazhab Syafi'i dan ilmu hakikatnya jelas Hadrami Yamani Umani. Pesanku, jika datang pendapat dari Hijazi atau Najadi, diamkan jangan turuti. Tidak ada paksaan dan patang hukumnya memaksa urusan fiqih muamalah jalur syariat bangsa di tengah Lautan ini. Pilihlah untuk kita yang sesuai dengan martabat kita. Martabat yang lain pada orang lain, tidak pula pernah kita urusi. Inilah pokok pangkal hiruk pikuk dalam umat Islam hari ini, di akhir zaman kini.

Setiap diri Melayu wajib menjadi faqih dalam urusan agamanya. Sebagaimana pesan Rosulullah SAW: setiap kamu wajib faqih dalam urusan agamamu melalui Alquran. Alquran itu bacaan yang mudah. Struktur tata bahasanya pun sama seperti struktur bahasa Melayu. Bahkan buah katanya banyak kita Miliki dalam bahasa kita sehari hari. Jangan lagi jadikan ulama ulama atau ustad ustad sebagai pemangku khusus soal agama. Islam bukan agama Rabbani, Nasrani, khawariy, Rishi, Buddhi yang menyerahkan tampuk urusan pada pemuka pemuka agama mereka, bil khusus. Setiap nafs adalah pemuka bagi diri sendiri dan bertanggungjawab atas setiap kelaku akhlaknya di muka bumi. Pemangku agama sudah dihapuskan sejak nabi akhir zaman kita miliki. Sehingga tidak perlu banyak tanya di media sosial tentang ini itu ini itu. Bertanyalah hal yang tidak diketahui saja, dan tuntut ilmu agama dengan sungguh2. Jangan sekadar bertanya tanya kemudian pergi bak angin lalu. Jangan biasakan mencicir cecerkan hawa busuk dengan debat persetelagahan adu argumentasi. Amal dalam Islam itu mudah yakni hanya lima dan hanya enam. Siapa sunggup sungguh dia mendapat, siapa ragu dialah si kena jerat perangkap bisikan setan. Orang peragu tumbang tegak teduduk, orang yakin tak kenal miskin perajuk.

Mulailah bangsa Melayu ini sadar siapa dia sebenarnya? Dari mana asal usulnya? Apa tugas penting Melayu di masa kini? Apa perbendaharaan berharga Melayu yang banyak orang tidak mengenalinya lagi? Apa dan siapa Melayu itu? Apa akibatnya jika mengalir darah Melayu dalam urat tulang daging dan kulitmu? Apa yang ada di lisan Melayu, di tangan Melayu, di akal pikiran Melayu, di langkah Melayu, di hati Melayu, di alam Melayu, di panca persada Melayu?

Berikut ini aku berikan keterangan singkat beberapa keutamaan Melayu;

1. adatnya bersendi alur, alur bersendi pada yang patut. Ada sejarah adat Melayu itu bermula, sejak pangkal, dan jelas asal usul tepian tempat naik adat Melayu ini, juga tempat turunnya. Selama ini tidak dikaji orang. Mari kita buka kembali sejarah ini. Supaya kenal martabat diri. 2. Adatnya bersendi syarak, syarak bersendikan kitab Allah. Bukanlah ini perkara asing tapi perkara jelas lugas. Jika tidak bersendikan dua hal ini, bukan Melayu namanya, tapi labi labi buaya biawak akan namanya. Siapapun yang tegak menjadi al kifli (pengepala) di tengah kaum dan umat dan bangsa Melayu, wajib hukumnya faqih dan sadar tempatnya berdiri. Jika tidak, kena tulah tak akan habis habisnya mansuh menimpa diri. Eloklah aku beritahukan ini selagi kita tengah mencari sosok pemimpin negeri. 3. Hanya orang Melayu yang sejak dulu menyatakan punya istilah: hadits Melayu. Apa sebab disebut hadits Melayu? Karena pertuturan Melayu yang mulia dan menasihati itu bersandar pada haq kitab kitab Allah dan lisan lisan para Nabi para Akuan jaman Musa dan Lisan Muhammad Rosul Allah. Jika hadits Melayu itu membawa hawa anyir, bukan hadits Melayu namanya. Perbendaharan ilmu Islam dikayakan orang Melayu dan ulama ulama hadrami yamani atau umani. 4. Bangsanya Mulia sebab hanya menyembah raja adil, dan menyanggah raja zalim. Hakikat diksi kata menyembah harus tuntuan fahami. Ianya berasal dari kata tzemmah dalam Taurat Ibrani. Maknanya berbuat baik setiap saat. Minta gafurat jika salah, mohon ampun pabila gawal, dan tahu diri tak maksum. Tsevah atau sembah dapat dilakukan bila bila saja, karena itu gafurat itu istighfar, dan minta maaflah pada manusia (tak hanya orang seiman saja) kalau ada kita tersalah. Tzevah atau sembah bukan harus simpuh menghadap dan susun jari sepuluh, sebelas dengan kepala saja. Bahkan mencium telapak kaki mak bapak adalah tzebah yang patut bagi seorang anak. Melayu tetap jua Menyembah Ar Rahman Ar Rahim, tiada menyembah makhluk, apalagi menyembah diri sendiri (‘ujub). 5. Pantang durhaka pada tuannya, pada rajanya, pada orang alimnya, pada tanah negerinya, pada karib kerabatnya, pada dirinya sendiri pun pantang durhaka. Durhaka dalam kamus Melayu teramat sangat cela. Melayu durhaka itu ibarat karat memakan besi dari dalam. 6. Pantang merendahkan diri sesama makhluk Allah, pantang zalim aniaya, pantang buruk hadap, pantang menghina agama orang lain, pantang merendahkan sembahan orang lain. Pantang pula ikut ikutan perkara amal ibadah mereka. Berhak kita tidak ikut, agar tidak tersamun dalam ajaran mereka. Tidak perlu ucapkan selamat atas amal ibadah mereka. Toleransi itu bahasa Inggris. Dalam bahasa kita adalah menghormati pilihan akidah orang lain. Maka, biarkan mereka dengan akidahnya, jangan pula kita ikut ikut nebeng karena hendak dipuji, atau takut kehilangan kawan, atau khawatir rejeki payah. Inilah i'tikad dan kaidah muamalah Melayu. Bukanlah hari ini saja bangsa Melayu berkawan dengan non Muslim. Bahka tidak pernah urus agama orang. Jangan paksa orang Melayu masuk masuk, ikut ikut, nebeng nebeng urusan natal, tahun baru, paskah, atau apalah namanya. Sebab orang Melayupun tidak berkehendak mengajak ajak non muslim ikut dalam amal ibadah Islam. 7. Tanahnya memghadap ke Ka'bah, menghadap ke Hajarul Aswad, menghadap ke multazam, menghadap ke makom Ibrahim AS, sebelumnya dibasuh hadap itu dengan menghadap ke telaga Zam zam. Sebab itu Serambi Ka'bah kita lah yang punya, bangsa Nusantara ini yang punya. Tegakkan misbah dengan semayam khusuk tenang, dengan faham atas hadap mentagi kita pada perkara yang kusebut tadi. Kemuliaan mentagi kita setidak tidaknya dibasuh lima kali sehari dalam khusuk semayam (sembahyang), sholat namanya.

Apa lagi keutamaan bangsa Melayu ini? Banyak .. banyak ... Banyak ... dan tuntuan pun tahu itu semua. Esa Allah memberi kekuatan pada kita untuk menyadari diri.

Kalau tidak tahu, maka bertanyalah. Tapi jangan di media sosial. Kalau tidak tahu, maka menuntutlah pengetahuan, sebab haram hukumnya menyembunyikan pengetahuan yang berfaedah bagi umat. Akupun sudah tekangkang kangkang bertanyakan perkara mulia martabat dan hinanya bangsa Melayu ini. Masuk kampung keluar kampung di pelbagai negeri. Bukan sekadar duduk balik balik kitab dalam laci.

Bangkit dan gerakkan dan mohonkan pada Allah, supaya memulangkan seluruh martabat kemuliaan Melayu ini semula. Agar kita dapat menyatukan kembali hati fikiran kita membangun kemuliaan Islam yang dijanjikan Allah. Kita hentikan kolonialisme gaya baru d bumi tanah Melayu ini dengan memuliakan martabat kita. Martabat Melayu itu.

Milik orang lain kita tidak mau usik usik, haq kita jangan diusik. Sudahlah cukup tanah, hutan, air, tidak lagi kita miliki. Jangan pula kita serahkan hati, jantung, rabu empedu pada orang biadab. Maka perjuangan hari ini menuju tamadun adab.

Ketahuilah, biadab itu bermakna: bi (dua) + adab, artinya: dua adab. 1. Adab manusia, 2. beradab binatang. Tak layak manusia memelihara adab binatang. Adab itu satu alur jalur, yakni atas kasih sayang dan persahabatan. Tiada akan terjalin ukhuwah karena seruan bersatu saja. Persatuan lahir dan tegak berdiri sebab setiap kita adalah sahabat. Setiap kita sohibul al adab.

Ini sebagian kecil penuturan aku tentang murutobat dan muru'ah Melayu. Tentang bangsa lain? Pastilah mereka juga punya martabat seperti yang kita baca baca. Apabila sudah seadab, searah, setujuan, sepertautan ... artinya dalam alur seiring sejalanlah kita. Dalam Islam jua adanya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post