Tentang Sebuah Buku (Halaman Satu)
#tanthar_243
#bercerita
Tentang Sebuah Buku
(Halaman Satu)
Riuh desingan suara kendaraan yang berlalu lalang di sepanjang jalan Ahmad Yani. Sesekali suara klakson truk memekakkan telinga, berbagai umpatan dan makian dari pengendara motor ikut meramaikan suasana sore. Yanti tersenyum hambar menyaksikan pemandangan yang kurang mendidik. Ia masih betah duduk diteras sebuah restoran cepat saji, sendiri.
Ya, sudah lebih seminggu, ia lebih banyak sendiri duduk di sana. Sepertinya ada sesuatu yang hilang dan masih bersisa. Masih tergiang ucapan Biyan saat malam pulang dari menonton drakor di sebuah bioskop. “Yan… kita harus percaya takdir yang diberikan Tuhan.” Ujar Biyan perlahan sambil menggenggam tangan Yanti. Yanti meremas jemari tangan itu, dan “Maksudnya apa Biyan?” Tanya Yanti. “Maksudnya, walau kita sudah menjalin hubungan tiga bulan lebih, namun kalau Tuhan mentakdirkan kamu dilamar dan menikah dengan pria lain, trus aku harus apa?” Biyan menuturkan dengan jelas.
Yanti mengambil sebuah pulpen hadiah dari Biyan saat dia ulang tahun. Sebuah buku berwarna biru muda dikeluarkannya, dan Yanti menulis di halaman pertama.
“Sayang, ini adalah halaman pembuka. Buku ini kuukir dengan pulpen hadiah ulang tahunku. Kuharap kau membuka buku ini tidak buru-buru, cukup satu halaman sehari, tidak boleh lebih. Jika saja kau melangarnya, niscaya takdir itu akan terjadi.
Sayang, di halaman pembuka ini, aku hanya ingin menunjukkan rasa sayangku padamu, dan ingin menguji ketabahanmu untuk menangkal takdir itu. Yuk kita mulai.”
Yanti menempelkan pulpennya di jidat, lalu menyedot minuman dingin yang ada di atas meja. “Mba… mau tambah pesanan?” seorang pelayan menghampiri dan bertanya. “Nanti aja mas. Oh mas boleh deh minta lemon tea aja.” Yanti merasa tidak enak duduk berlama-lama.
Sambil menunggu lemon tea pesanannya datang, Yanti kembali menulis di halaman pertama setelah halaman pembuka.
Puisiku 1
Kan Kutulis Malam
Kuncup ujung cemara menari
Bak rasa cinta nan menggelora
Hilang dalam dekap asmara
Sekejap saja
Dewi malam
Masuk dikisi jiwa
Meronta mencari rasa cinta
Hanya kepompong yang kupunya
-salambuku1-
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi
hehehe makasih pak. Salam literasi
Wah... jd ingat dengan soulmate sy yg bernama sama dgn tokoh cerita... keren Pak Denny... slm sukses slalu
oh ya titip salam ya dengan soulmatenya bu, syapa tau kenal.