Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Qiu Qiu

Qiu Qiu

#tanthar_99

#berpentigraf

Qiu Qiu

Kata qiu qiu pernah didengar pak Umar waktu masih muda dulu. Koh Liem sering sekali menyebut kata-kata qiu qiu. Umar muda belum mengerti arti qiu qiu itu. Rasa penasaran dan keingintahuannya telah dibungkus ketika Koh Liem menyatakan itu urusan orang dewasa. Umar muda tidak mau ikut campur urusan orang dewasa. Kini Umar muda sudah menjadi Umar dewasa. Dan sudah dipanggil dengan pak Umar. Kata kata qiu qiu itu mencul kembali dari memori ingatannya, tatkala anaknya Jonas sering berujar “qiu qiu” bersama temannya. Pak Umar heran dan merasa aneh, ketika dia muda tidak boleh mencari tahu arti qiu qiu, sekarang dia sudah dewasa, malah anaknya paham sekali dengan qiu qiu, sementara dia masih awam. Pak Umar rasa keponya menggejolak.

Jonas dengan segerombolan anak muda sebayanya duduk bersama di teras depan rumah, maklum PSBB sudah dilonggarkan. Mereka semua masih memakai masker, walau hanya sebata dagu. Banyak gelak tawa mereka, obrolan kisah selama PSBB, rasa terkekang selama di rumah aja, tugas dan materi belajar yang seabrek, bahkan belajar dengan zoom meeting ada yang lupa pake baju seragam, masih memakai piyama, sampai menyebutkan qiu qiu. Pak Umar mencoba menguping pembicaraan mereka dengan berpura pura membaca koran di ruang tamu. Masih samar-samar pembicaraan mereka. Umi Darojah heran melihat kelakuan suaminya, biasanya membaca koran di ruang tengah sambil menonton televisi. Terdengar teriakan kencang dari Nurhadi konco Jonas. “Qiu Qiu!” pak Umar terperanjat, dan mengintip dari balik vitrase jendela. Matanya terbelalak, tidak mengira sama sekali.

“Oalaaah ini toh yang dimaksud Koh Liem dengan qiu qiu.” Seru pak Umar dalam hati setelah melihat beberapa orang teman Jonas dicoret wajahnya dengan lipstick dan ujung arang kayu yang dibakar. Sungguh wajah wajah yang dicoret lebih lucu dibandingkan badut. Kemudian seorang teman Jonas mengocok kartu dan membagikannya. Lalu terdengar suara Jonas yang kencang “Qiu Qiu!”. Lipstik dan arang ujung kayu yang dibakar kembali menari-nari di wajah teman yang lain. Pak Umar, tiba tiba balik ke ruang tengah dan mebaca koran sambil menonton berita. Jonas dan teman-temannya tidak lagi menggunakan lipstick dan arang kayu ketika teriakan “Qiu Qiu” dari salah seorang peserta, sudah berganti, ketika mereka tahu pak Umar sudah tidak duduk lagi di ruang tamu.

-salamqiuqiu-

-pentigraflagi-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dasar pak Umar kepo...hehe..kerenn Pak

20 Jun
Balas

Hihihi....Saya kenal pas camping, Pak....

19 Jun
Balas

Ha haa... ada2 ajaa yaa Pak Umar... ntar kalau ketemu sy sampaikan salam qiu qiu nya... ha haaa... eh, keren menewen tulisan pak Kepsek... sy jg terhibur dgn kriuk2 nan renyah

19 Jun
Balas

Hehehe...dikerjain pak umar

20 Jun
Balas

Qiu qiu.... membekas di hati Umar kecil hingga dewasa...ya Pak. Keren deh tulisan Pak Denny. Salam qiu qiu...:)

20 Jun
Balas

Salam kenal. Salam qiuqiu.

19 Jun
Balas

Salam kenal kembali bu. Makasih udah mampir

19 Jun



search

New Post