Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Marah - Marah

Marah - Marah

#tanthar_302

#bercermin

Marah-marah

Pagi ini aku benar-benar di buat kesal. Berangkat sedikit terlambat, di jalanan yang hanya berjarak kurang lebih 5 km membutuhkan waktu tempuh setengah jam. Sesampai di ujung macet, tidak ada terjadi apa-apa, hanya pak ogah yang sedang mengatur persimpangan dengan harapan imbalan uang recehan. Seorang pengendara motor yang mempunyai gandengan untuk gallon air mineral, menyenggol kendaraanku, lagaknya sok preman, memaki-maki aku. Aku tak terima, kutantang aja duel, eeeh malah dia kabur, setelah melihat seragamku.

Kesalku belum mereda. Kendaraan kuparkir, kulirik samping kanan kendaraanku, ada beberapa goresan dalam di dinding. Aku masuk ke ruang kerja, duduk sebentar, mengambil nafas, dan menghembuskannya. Pegawaiku dating membawa tiga macam minuman, gelas yang pertama berwarna hitam, itu kopi. Gelas yang ke dua berwarna putih, itu susu. Dan gelas yang ke tiga bening, nah ini air putih dengan gelas ukuran besar. “Pak, kopi dan susu tarok aja di meja belakang ya, kalo air putih di sini saja”. Ujarku pak pak Rustandi sambil menunjuk ujung sebelah kanan mejaku. “Baik pak. Permisi…”. Ujar pak Rustandi setelah meletakkan minumanku. “Terimakasih pak Rus”. Sahutku, dan dia berlalu.

Panas di wajahku efek kekesalan tadi belum hilang sempurna. Kualihkan pikiranku dengan menatap ikan cupang di atas mejaku. Ekornya melenggang lenggok, mengembang seperti bulan setengah, dengan warna biru orange. Sirip bawahnya menjuntai dengan warna keemasan. Di toples yang satu lagi, lumayan genit, bergoyang sangat gemulai, sirip ekornya berjumbai bak mahkota raja, setiap ujungnya ada corak merah menyala, dengan warna badannya kuning dipadu dengan kilauan hijau lumut. “Maaf yang ikan, aku telat ngasih makanmu”. Tuturku pada ikan cupang seraya menebarkan pellet makanannya. Kulihat dia melahap setiap butiran pellet, lalu mengeluarkan gelembung. Perhatianku tercurah pada cupang hiburanku.

Tok…tok…tok… “Assalammualaikum pak”, seorang staffku membuka pintu. “Waalaikumsalam, ya masuk, ada apa?” tanyaku setelah menjawab salamnya. “Ini pak menyampaikan laporan yang kemaren”, dia menyodorkan sebuah map berisikan laporan kinerja kemaren. Kuteliti dengan seksama. “apa-apaan ini? Masa kalian kerja selama 8 jam, hanya ini hasil kinerjanya? Mana berkas pendukungnya?” Teriakku melampiaskan kekesalanku tadi. Staffku gemetaran, dan menunduk. Aku semakin bersemangat memarahi. Puas memarahi, tanganku meraih gelas minum untuk menghilangkan dahaga. Gluk…gluk…gluk… Muaaaathkk… buakkk “apa ini?” kukeluarkan sesuatu dari mulutku yang hampir saja ikut terminum. “Astaghfirullah…. Aduh maaf Cupang aku nggak sengaja, maaf…”. Cupang mahkotaku hampir saja mati. Ternyata aku salah ambil gelas minum.

-salamcupang

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post