SEVEN ISLANDS
Hi,... You’re all, how are you, semoga dalam keadaan sehat waal fiat, do you know seven islands, it’s the most beautiful islands yang terhampar indah di laut China Selatan, sekarang disebut Laut Natuna Utara. Let me introduce you about 7 Islands, biar semua yang membaca, khususnya one who comes from there, akan terkenang masa-masa itu, bismillahirrahmannirrahim, let me start . . .
7 Islands hanya sebutan untuk “keren-keren” aja bagi kami perantau pada saat itu sekitar tahun 1980 – 1989, saat merantau ke daerah kota, daerah yang telah ada sekolah lanjutan tingkat atas, seperti SPG, PGA, SMA, SPK, dan SMEA. Untuk melanjutkan sekolah biar tidak dipandang sebelah mata (emang bajak laut), kan anak pulau agak sedikit kepulauan, eh maaf kampungan (udik), sekarang masih sering disebut, tapi sudah jarang didengar, hanya sering didengar saat coffee time (kopi tiam) di kedai-kedai kopi tertentu aje yang masih ditongkrongi oleh “pemalu” (pemuda masa lalu).
Dari seven Islands, Timberland, agak senyum-senyum sikit waktu menyebutkannya, padahal Tambelan (nama kebarat-baratan sesuai dengan seven Islands) begitu kami sebut saat berjabatan tangan, harus sopan, itu pesan emak kalau bekenalan dengan jabat tangan, biar teman suka berteman dengan kita, siape tau saat jam keluar maen (jam istirahat) diajak ke tantin, maklumlah anak rantau “sangu”nya ngerest/ngepas tak sampai sebulan dan harus pandai-pandai jangan mandai-mandai, itu juge pesan orang tue kat kampung sane sebelum keluar kote alias merantau.
Seven Islands hanya di lalui sebuah kapal yang menyebut dirinya “Perintis,” tertulis besar di lambung kapal (sekarang “Tol Laut”). Line (len) atau jurusan, bergiliran two time in a month (due kali dalam sebulan lah) dibebut len jauh atau len dekat. Perintis akan melayari (emang perintis pakai layar), karna orang menyebut berangkat itu berlayar. setiap “islands” tergantung one who from the islands, kalau kapal dari Tg.Pening, Kepulauan Risau (Tg. Pinang, Kepulauan Riau) menuju Timberland dan orang tersebut berasal dari sana, itu yang disebut len dekat sebaliknya kalau orang Toronto (Tarempa) di sebut line jauh. Pelayaran ini akan berakhir di London (Letung) setelah menyinggahi port of Toronto dan kembali ke Tg. Pinang, dan kemudian memulai kembali line-nya dari Tg. Pinang menuju London dan seterusnya sampai berakhir di Timberland yang durasi perjalanannya selama setengah bulan alias 15 hari.
Seven Islands consist of Timberland, Roma (Ranai), Serhation (Serasan), Sydney (Sedanau), Midway (Miday), Toronto, and London. Ini semua hanya sebut-sebut dikalangan “pemalu” tadi, guyonan “anak pulau,” tapi kalau mau bukti seven islands, ceweknye lawa-lawa, putih-putih kalau di-“cenung” lame-lame sangkeng putihnye tembus pandang teliat siape dibelakangnnya kalau yang dibelakang die agak tinggi, he, he, he. Ceweknya (gadis melayu pulau tujuh) cantik-cantik perpaduan cine (China) dan Melayu, putih melepak. Bibirnya tipis bak delima merekah, ada batang hidungnya dan ujung hidungnya agak bulat tidak lancip, pokoknya kacamata ray-ben bisa nongkrong dengan mantap di batang hidungnya.
Kalau bicare cewek tak aci kalau cowok di “gratiskan” mau tau cowoknye, gagah, body six pack, jago berenang, itu pun kalau emak die izinkan kalau tidak diizinkan tak pandailah die berenang (maklumlah anak emak), karene seven islands tu kan dikelilingi laut. cowoknya hampir tiap hari exercise (latihan fisik) yang merupekan tuntutan keadaan saat itu, seperti nyulak niok, angkat aek isi drum mandi, gergaji kayu dan nebek kayu, itu lah rutinitas sehari-hari membantu orang tua, selain itu main-main bersama teman dan nyatai di kebun menikmati indahnya laut dan gemuruh gelombang, sekali-sekali menjaring (nguten) nangkap ikan atau menyusuri pantai mencari telor punyu untuk dimakan (diratah, ha ha ha).
Oh ya kebanyakan kami yang merantau melanjutkan sekolah memilih sekolah yang mana ketika selesai langsung bisa kerja seperti SPG jadi guru atau PGA jadi guru agama, atau SPK jadi perawat, hanya itu tidak lebih, tapi bagi teman yang “beruang” mereka melanjutkan kembali pendidikannya ke pulau Sumatra (paling banter Pekanbaru) atau ke pulau Jawa, entah masih berlanjut atau tidak ke-famous-an Seven Island di tempat rantauan berikutnya, kita tidak tau, tapi mungkin tidak karena mereka sudah berbahasa Indonesia dengan pasih, tidak terbawa logat melayu daerah masing-masing lagi.
Seven Islands semakin meredup seteleh pemekaran daerah. Otonomi Daerah (Regional Autonomy), tapi yang hebatnya sekarang mereka tidak malu-malu lagi menggunakan bahasa daerahnya kalau bertemu dimana saja, sehingga kita dapat tau, where do they come from Timberland, Roma, Serhasen, Sydney, Midway, Toronto or London? . . . . created by deni tauladan 19042020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
indah bangett kapan saya bisa ke sana
Alam yang memukau kita yang jaga keletariannya
Terima kasih karena berkunjung, jenguk juga tulisan daya yg lain, semoga kita selalu sehat, aamiin.