Delvia Andrini

Guru SMAN 2 Bukittinggi "Cinta yang patut kamu tunggu adalah rasa cinta pada diri sendiri,"...

Selengkapnya
Navigasi Web
Syarat Tulisan Lezat

Syarat Tulisan Lezat

Tantangan Hari ke 51

Condong mato ka nan rancak, condong salero ka nan lamak.

-cenderung mata pada yang cantik, cenderung selera pada yang lezat.

Inilah ungkapan Minangkabau yang mengemukakan sifat manusia, bahwa seseorang itu senang melihat sesuatu yang indah dan kalau makan senang kepada yang enak.

Kayak merpati kecilku yang cantik ini, makannya suka milih-milih….ngga mau menyentuh makanan sembarangan. Kalau makanannya ngga enak dianya mogok makan.

“Jangan sombong gitu bray….makanlah apa yang tersedia, enak tak enak santap teruuussss….” Ujarku di suatu sore ketika merpati putihku itu tidak mau menyentuh makanan yang aku suguhkan. Dia hanya mengais-ngais makanannya, mencicipi dikit kemudian dimuntahkan lagi.

“Selagi bisa milih tentu aku milih yang enak buat aku santap, aku harus memanjakan perutku yang lapar ini agar tubuh mungilku semakin sehat dan lincah menari-nari di alam bebas dan melompat dari ranting pohon yang satu ke ranting pohon lainnya.

“Sok, siapkan makan lezat buatku ya sob…..cepat ya,ngga pake lama, aku lapar banget…please…!” merpati kecilku bergelayut manja di lenganku sambil mengibas-ngibaskan ekornya yang lucu.

“Iya say,,,sabar ya..akan kubuatkan makanan lezat buat santapan soremu . Akan kuolah sesuai seleramu dengan ramuan cinta agar semakin lezaaaat sampai suapan terakhir.

“Okay…aku tunggu ya, tapi jangan kebanyakan bumbu ya sob…ntar aku bisa mual menyantapnya. ” Bray merpati mengedipkan matanya sambil tersenyum.

***

Hai Bray…tidak hanya makanan saja yang mesti enak dan lezat. Tulisan pun kudu lezat agar apa yang kita tulis bisa memanjakan mata pembaca serta menikmati kata demi kata yang kita tuangkan dengan keriangan.

“Supaya kalimatnya enak, renyah dan lezat, apa saja syaratnya sob?” merpati kecil yang terduduk kekenyangan di pojok sangkar kepo pengen tahu.”

Gini bray menurut pemaparan Mas guru lagi nih syarat tulisan lezat itu adalah:

- sesuai peruntukannya

- sesuai porsinya

- dan sesuai waktunya

“Yuk mari kita uraiiii……” Sang Guru menatap kami satu persatu dengan wajah serius, namun tidak meninggalkan senyuman khasnya…..

v Sesuai peruntukannya

Saat menulis fiksi ya gunakan bahasa yang asyik, imajinatif, visualize.

Berbeda saat murni kita menulis non-fiksi, sajikan tulisan berupa data-data yang mumpun

v Sesuai porsinya

jangan berlebihan. Lezat yang terlalu banyak akan menyebabkan eneg. Kalau di linkungan literasi mungkin sebutannya Lebay.

Tulisan lebay, tulisan yang terlalu banyak Bumbunya. Paling umum adalah visualisasi yang terlalu Showing yang terlalu banyak akan bikin Lebay. Telling yang terlalu banyak akan jadi makalah.

v Berikutnya adalah sesuai waktunya :

kalau tulisannya untuk suasana santai, ya jangan serius-serius amat. Tulisannya serius juga jangan terlalu nge-bodor

“Sob, aku masih mbelum paham dengan showing dan telling, bisa dijelaskan?”

“Showing berarti kita melibatkan pembaca. Kita menunjukkan dengan cara yang luwes sehingga pembaca dapat ikut membayangkan/merasakan apa yang dialami tokoh dalam cerita kita. Dengan begitu, akan terjalin ikatan dan pembaca pun dapat meresapi apa yang mereka baca. Teknik ini bagus untuk membuat agar pembaca terus melanjutkan membaca.”

“Kalau telling itu gimana?”

“Telling berarti kita hanya memaparkan, pembaca hanya membaca. Tidak ada interaksi antara pembaca dengan tulisan kita. Tidak ada ikatan. Sehingga, pada akhirnya tidak ada kemistri terjalin dan pembaca tidak dapat masuk/meresapi apa yang mereka baca. Akibatnya, bisa saja pembaca merasa bosan, tidak tertarik, bahkan tidak ingin melanjutkan membaca. “

“Porsi tulisan lezat harus tepat. Jangan mengobral kata baru, jangan pula mengobral fakta. Gunakan kata-kata ambigu untuk lebih memperkuat misslead nya.

“ Metode kedua adalah covert truth, atau menutupi fakta. Pemilihan kata dapat digunakan untuk covert truth. “

“Apa contohnya membuat makna baru itu sob”?

“Makna baru, itu bisa jadi memang istilah baru yang kita ciptakan, seperti: Vinta, Vibah, Jelo. Atau makna yang kita plesetin dari makna seharusnya, contoh: saya pakai kata "mlendung" untuk membuat jadi ambigu.

“Sampai di sini paham Bray?”

“Heyy…Brayyy…..yeeaahh…..udah terlelap saja nih si bray. Selamat tidur ya…smoga mimpi indah, dan mendapatkan makanan lezat dalam tidurmu.”

Untuk mendapatkan santapan yang lezat, tidak butuh sentuhan tangan saja untuk mengolahnya, tapi juga butuh sentuhan rasa, agar santapan itu tidak hanya sekedar mengenyangkan perut tapi juga membuat jiwa bahagia.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post