[email protected]

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Muhasabah cinta (part 1 )

Tantangan (60 )

Tantangan gurusiana hari ke 31. "Ya Allah, berikanlah aku rezeki rasa cinta kepada--Mu, cinta kepada orang yang mencintai--Mu, dan cinta pada apa-apa yang mendekatkanku pada sikap mencintai--Mu. Dan jadikanlah cintaku kepada Mu lebih besar dari air yang dingin(H.R Tirmidzi)

Percaya atau tidak setiap masalah yang dihadirkan oleh allah adalah bukti kecintaan Allah pada makhluknya.

Namaku Nafisya almahira khairani, nama yang indah bukan? Umi yang memberikannya padaku, aku bersyukur terlahir dari rahim wanita kuat seperti umi. Wanita terhebat, penyayang, lembut dan wanita tangguh yang pernah ku kenal.

Bicara tentang abi, harusnya ia adalah lelaki yang menjadi cinta pertama bagi setiap anak perempuan. Tapi bagi ku? Dosakah aku jika ku sebut ia adalah pria yang ku benci di dunia ini?. Tapi jauh di dalam hatiku, abi adalah pria yang ingin kucintai, tapi semua pikiran itu segera ku tepis. Rasa benci mengalahkan semua rasa cintaku padanya. Dia adalah laki-laki yang menghianati kepercayaan wanita yang ku sayangi.

Masih terbayang di ingatanku, saat Nafisya kecil duduk mengiba merengkuh kedua lutut kecilnya, Melihat setiap jengkal kesedihan dimata umi, air mata yang mewakili setiap kesedihan yang ia rasa. Aku merasakannya, merasakan rasa sakit itu. Kenapa abi memberikan rasa perih itu kepada umi? Hati ku kembali tergurat mengingat masa lalu itu.

Tidak! Aku tidak akan menangis hanya karna itu. Umi saja mencoba ikhlas saat melepas abi untuk wanita keduanya.

Aku hanya ingin membanggakan umi, memberikan kesan termanis dalam sisa hidupnya. Aku ingin membahagiakan umi! Kepergian abi membuat kehidupan kami menjadi sulit, bahkan untuk bertahan hidup umi harus bertani di kampung halamanku.

Beruntung aku mendapat biaya bidik misi untuk melanjutkan pendidikanku. Dan alhamdulillah sekarang aku sudah menamatkan study S1 ku.

Karna abi, aku membenci laki-laki. Aku tak ingin di cintai. Aku tak ingin mencintai, tak ingin merasakan apa itu cinta. Cinta hanya akan menorehkan rasa sakit. Sekarang satu pertanyaan muncul di benakku. Untuk apa rasa cinta dihadirkan?

Aku melangkah pelan menyusuri koridor kelas menuju kantor. Nafisya almahira khairani, aku adalah seorang guru honorer di salah satu sekolah menengah atas negri. Mengajar pelajaran Sastra indonesia. Khimar panjang bewarna navy menutupi tubuhku hingga pinggang, tertiup angin menari mengikuti arahnya.

"Siang, buk Fisya. Mau langsung pulang?" Tanya buk Nia rekan mengajarku, ketika aku sampai di ruang guru.

Aku tersenyum simpul menanggapinya, kemudian mengangguk pelan.

"Iya, buk nia. Mau sekalian pulang bareng?" Tanyaku basa basi.

"Eh, saya masih ada urusan. Buk Fisya pulang duluan saja" lanjunya kemudia.

Aku mengangguk paham.

"Kalau begitu saya pulang duluan ya bu, Assalamualaikum" ucapku kemudian.

Detik berikutnya kulangkahkan kaki ku menuju lapangan parkir sekolah. Mengambil motor matic kesayanganku, kemudian melajukannya membelah jalan raya.

Saat fokus ku teralihkan ke arah depan, getaran ponsel di saku rokku sedikit mengganggu. Ku putuskan untuk melihatnya, menyetir motor menggunakan satu tangan. Tak menghiraukan suasana di depanku, ku lirik ponsel yang bergetar dari tadi.

"Tittttt...Tittttt...Tiiittt"

Suara kelakson menyadarkanku, samar-samar ku lihat mobil putih melaju kencang kearah ku. Astagfirullah aku baru saja menerobos lampu merah di perempatan.

Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi saat mobil itu semakin mendekat ke arahku.

"Astagfirullah..aaaaaaaaaaa"

"BRAKKKK"

Penglihatanku mengabur, Pusing hebat melanda kepalaku. Saat ku raba kepalaku, ku rasakan cairan segar mengalir disana. Detik berikutnya mataku terpejam. Samar-samar terdengar suara orang ramai mendekat ke arahku.

****

TBC

Bagaimana kisah Nafisya selanjutnya.....? Tunggu lanjutan cerita nya

29 Februari 2020
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post