Sang Petualang

Kadang aku dihadapkan kepada pilihan yang sangat sulit. Super sulit. Keputusan yang membutuhkan pengorbanan yang cukup besar. Kenapa?

Ya. Anak lelakiku adalah putra semata wayang. Tidak ada lagi penganti dirinya bagiku dan keluargaku juga. Tetapi dengan statusnya sebagai anak tunggal dan satu-satunya cucu yang diharapkan oleh aku dan keluargaku. Maka sangatlah tidak adil jika segala aktivitasnya aku kekang. Karena aku sangat paham dengan jiwanya.

Seperti anak laki-laki lain, anakku tentu memiliki suatu impian yang sudah tertanam didalam benaknya. Dan aku yakin impian itu cepat atau lambat pasti akan diraihnya.

Disinilah aku kadang galau. Jika aku izinkan aku pasti akan didera rasa gelisah. Tidak tenang, khawatir dan segala macam.

Suatu waktu di tahun 2018 dia bilang kepadaku. "Ma, kalau mama sudah kembali dari tanah suci, Ali berangkat ke Nol ya, Ali ingin sekali kesana". Dug, jantungku berdebar sangat kencang. "Trus, kuliah gimana, nanti terganggu. Wisudanya jadi telat". Uraiku. "Ali pergi kan waktu liburan. Ndak mungkin terganggu lah ma. Wong kesana pulang pergi satu bulan ma", jelasnya. Aku tambah bingung. Mau di iyakan aku takut. Mau mengeleng aku sudah tahu wataknya. "Kita liat aja ntar ya. Yang penting saat sekarang ini beri mama waktu untuk berfikir. Dan juga mama ingin fokus ibadah dulu", jawabku. "Iya, ma. Ndak apa-apa. Mama jangan khawatir, teman-teman Ali juga banyak kok yang mau kesana",lanjutnya meyakinkanku.

Aku didera rasa gelisah tiada tara. Coba bayangkan. Anakku akan menuju daerah terujung yang ada di pulau Sumatera. Naik scooter lagi. Bisa dibayangkan bagaimana galaunya aku.

Anding, 08042020

#tantanganmenulish57#