Elang Kematian
Duka yang dirasakan Ruki belum sepenuhnya hilang. Nasir, anak semata wayangnya yang baru berusia tujuh tahun itu ditemukan tewas di bantaran Sungai Kuala di Dusun Harapan.
Nasir emang belum bisa berenang, tapi dia ngotot untuk ikut berenang dengan kita-kita, kata salah seorang temannya.
Dan sekarang, sepuluh hari setelah kejadian yang menimpa anaknya itu, elang mengitari sekitaran rumahnya dan menguarkan suara khasnya yang tajam.
Kuiiikkuiiik Kalau didengarkan dengan seksama, memang suara burung elang itu terdengar sangat mistis dan memiliki aura kesedihan. Entah pendapat itu berdalil atau tidak yang jelas siapa saja yang mendengar suara elang di kampung kami, maka yang terpikir adalah ; bakal ada lagi yang akan berpulang.
Kepercayaan terhadap suara elang yang disebut-sebut sebagai pertanda akan adanya kematian itu bisa dikatakan benar adanya. Ruki sempat mendengar suara elang di sekitaran rumahnya dua hari sebelum Nasir, anaknya itu meninggal. Cik Nurmah, tetangganya, juga mengalami hal demikian, sehari sebelum suaminya meninggal tertimpa kayu di hutan, dia melihat burung elang terbang rendah di dekat rumahnya dan suara elang itu, nyaring, terdengar memilukan.
Abidin belum bisa menerima tentang kematian anaknya itu. Dia lampiaskan amarahnya kepada Ruki.
Maka dari itu aku tidak pernah menyuruh kau membantu aku bekerja di kebun. Aku cuma mau kau mengurus anak kita itu baik-baik. Tapi masih saja tidak becus.
Kau pikir pekerjaan aku cuma mengawasi dia saja. Aku juga mengurusi rumah. Lagian pula, waktu kejadian itu kau ka nada di rumah, tidur-tiduran. Dan dia sudah izin kepadamu untuk main ke sungai dan kau kasih dia izin, kata Ruki ketus.
Karena merasa terpojokan Abidin melempar gelas ke dinding lalu pergi keluar rumah. Berkumpul bersama anak-anak bujang di pos ronda, pergi berburu ke hutan, pergi memancing ke sungai kuala.
Hal itulah yang membuat Ruki cemas, ia takut terjadi apa-apa pada suaminya dan berkali-kali ia menyusul ke pos ronda untuk menyuruh Abidin pulang, namun tetap ditolak oleh suaminya itu.
Sudah dua hari ini, burung elang terbang rendah mengitari atap rumahnya dan memekikan suaranya yang dianggap mistis itu. Para tetangga sibuk menyebar berita hangat kesana-kemari.
Kayaknya bakal ada lagi warga kita yang akan meninggal, Kata Sunar.
Iya, aku takutnya juga begitu, nah, Ki, bujuklah suamimu itu untuk tidak berburu lagi ke hutan, ajaklah dia pulang. Apa kau tidak khawatir terjadi yang tidak-tidak di hutan nantinya? Celetuk Munah.
Ruki tidak dapat berkata-apa mendengar omongan para tetangganya. Apa yang dikhawatirkan para tetangganya itu, sebenarnya itulah juga yang terlintas dipikirannya. Tapi Abidin tetap bersikeras untuk tidak pulang.
Hal mengejutkan terjadi beberapa hari setelah itu, Abidin pulang.
Tidak ada yang perlu disalahkan Bang, ini semua sudah takdir Tuhan, kata Ruki tenang.
Iya, kau benar. Aku tidak ingin menyalahkan takdir. Kalau aku masuk ke rumah ini aku merasa bersalah telah memberinya izin untuk mandi ke sungai waktu itu, kata Abidin dengan lemah lembut. Oleh sebab itu, aku pulang ke rumah ini untuk terakhir kalinya. Aku pamitan padamu, dengan kata lain kau kuceraikan, kata Abidin.
Disaksikan para tetangga yang berkerumun, Abidin menceraikan Ruki. Seekor elang menukik ke tanah dan menyambar seekor ayam betina dan membawanya terbang.
Disela-sela air matanya, Ruki menerka arti bunyi suara elang yang selama ini mengitari rumahnya. Ia harus kehilangan Abidin, suaminya. Bukan dengan jalan kematian, tapi jalan perceraian.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus sekali pak.. next
Keren tulisannya pak Dedy
Terima kasih bu deka. Nanti akan mampir ke blog bu deka