Ketika tulisan berjudul Nasib Al quran Baru (part.1) dibaca anggota group Gurusiana ini, beberapa Gurusianer menyarankan ada lanjutan tulisan ini (sama juga dengan rencana penulis)dengan memberi masukan2,

diantaranya: "Nasib AlQuran baru ini menunggu kinerja guru dan da'i, kemudian adanya usaha untuk slalu membuka lemari rak Alquran yang sering terkonci dimasjid masjid.

Terima kasih pembaca atas respon dan masukannya,Hal seperti inilah yang perlu dijalin dan dilazimkan, pada wadah gurusiana ini, disamping motivasi dan support nya selalu. Sehingga aktifitas giat literasi ini tidak jalan sendiri (jalan surang surang, lupo pulo bakaco diri ; minang.....)

Maka pada part 2 ini, saya menawarkan solusi untuk mewujudkan niat suci yang tulus dari para Muhsinin yang meng infakkan mushaf Al Quran baru ini sebagai Shadaqah Jariyah mereka, diantaranya :

1.Menerima dengan terbuka dan senang hati setiap adanya infak Al Quran baru, dengan tercatat, serta akan dipergunakan untuk sarana ibadah/ bacaan Kaum Muslimin/muslimat, secara rutin,termasuk buat.murid2 yang baru lancar mengaji.

2.Jika seketika Bantuan Infak Alquran itu datang, sedangkan di dalam Lemari Alquran, masih banyak/sudah jauh melebihi dari jumlah jamaah/warga, yang Bantuan tersebut tetap diterima,kemudian Pimpinan/Pengurus menyampaikan bahwa nanti Al Quran baru ini akan disalurkan kepada Rumah ibadah yang minim mendapat bantuan Al quran, bagi warga nya ini sangat bermanfaat rahmat bantuan seperti ini.

3.Tingkatkan budaya Sedekah Al Quran kepada pribadi jamaah, murid MDTA, diutamakan yang srata ekonomi kurang mampu, sehingga sangat terasa besarnya rahmat sedekah ini bagi mereka, yang sangat membutuhkan.

Sebagaimanatelah dibudayakan Nikmat Sedekah, Barokahnya Sedekah, Jumat Sedekah, seperti jamaah Di Tanah suci, di Kota besar, yang tak perlu diteli miskin atau kaya, ia objek sedekah.

Ini amalan yang luar biasa, balasannya di dunia dan diakhirat. Kalau yang biasanya Kuliner,makanan, sekarang Shodaqoh Al Quran yang amalan serta reward nya dari Allah swt, jauh lebih banyak dari bahan kuliner.

Sehingga Alquran baru SERING DiBACA/DIPAKAI,biarkan ia terlihat lusuh, kusut, tidak rapi, kulitnya luar jilidannya lepas,tanggal muka belakang (alias tidak berkulit), lembaran putih berobah menjadi coklat kehitaman karena faktor usianya nan sudah tiga generasi seperti yang pernah saya temukan sebagai guru Ngaji (dosen surau, sejak 1987 yang silam) :

dimana murid mengaji saya ketika baru dinaikkan Ngajinya Al quran, ia dengan bangga membawa AQuran bertuliskan nama seorang perempuan,setelah saya tanya, ini Al quran Neneknya. Ia sering ngaji bersama nenek dirumah dan pergi majelis qur,an bersama kawan2 nenek,yang juga belajar ilmu ke islaman yang lainnya,dari ayat ayat Al quran. Nah betapa butuh dan bangga seorang Murid apabila memiliki Alquran, milik pribadinya, yang diperoleh dari Shadaqah Al quran.

Kota Solok, 17 Pebruari 2020

#TantanganGuruSiana

#TantanganHariKe-12