Oleh:Dede Saroni

Hari Minggu, sekitar pukul 09.00, Attaki, ngedeketi Engkongnya, yang lagi duduk-duduk santuy. Dia udah pake kaos casual, celana panjang bocah milenaial, dan sepatu cats warna hitam. Pokoknya, udah ganteng bannget. Terus, dari dalam rumah, Ayang Beib keluar membawa kunci motor. Dia pun langsung manasin motor. Nggak lama, ada Agnia. Kayaknya, dia mau ngajak halan-halan.

Benar aja, tetiba dia deketinku. “Ayah, Mamah, mau ngajak Attaki dan Agnia keluar, boleh nggak?” tanyanya. “Emang mau ke mana, Mah?” tanyaku balik. “Mau ngajak jalan-jalan,” jawabnya. “Ya, Mah, silakan,“ ucapku. Dia langsung menjabat tanganku. “Ayo, Attaki, Agnia cium tangan Engkong dan Ayah,” pintanya. Dia pun menaiki motornya dengan membonceng Attaki dan Agnia, meninggalkan rumah. Biasanya, ngajak ke Kota, naik bus way. Sementara, aku di rumah, menunggu mereka balik.

Menjelang ashar, ada suara motor di depan rumahku. Kutengok. Ternyata, Ayang Beib, Attaki, dan Agnia udah nyampe rumah. Ayang Beib pun memasukkan motornya. Dia pun turun dari motor, diikuti Agnia dan Attaki. Mereka masuk ke dalam rumah. Eh, di belakang motor ada mobil-mobilan beko. Kuturunkan mobil-mobil mainan itu dan kumasukkan ke dalam rumah. Lalu, kukeluar kembali ngunci gerbang. Nggak lama, kumasuk kembli. Tuh, Attaki langsung jalanin mobil-mobilan bekonya, pake topi, dan kaca mata. Kereeen Abissz. Udah kayak pimpro. Terima kasih, Mah, udah najak halan-halan Attaki, juga beliin mainan.

Cipayung, 21 Mei 2023