Dede Saroni, M.Pd.

Dede Saroni, M.Pd. Guru MTsN 1 Kota Tangerang Selatan. Motivasi: Tetap dan terus menulis. Tetap dan terus bersilaturahmi. Tetap semangat. Salam literasi!...

Selengkapnya
Navigasi Web
Batu Kuwung (Cerita Rakyat Banten) (tantangan hari ke-104)
Tetap Semangat

Batu Kuwung (Cerita Rakyat Banten) (tantangan hari ke-104)

Oleh:Dede Saroni

Pada zaman dahulu ada seorang saudagar yang kaya raya. Saudagar ini perilakunya buruk. Ia sombong dan kikir. Karena budi pekertinya yang buruk, penduduk desa sangat membencinya.

Pada suatu hari, si Sudagar kedatangan seorang pengemis berkaki pincang yang meminta makanan. Bukannya memberi, saudagar itu malah menghardik dan mencaci maki si Pengemis itu,”Enak saja kamu minta-minta. Kau kira hartaku ini milik nenek moyangmu, sudah pergi sana!”

Si Pengemis didorong oleh si Saudagar sampai jatuh tersungkur. Mendapat perlakuan seperti itu, si pengemis pun marah. “Dasar manusi sombong! Tunggulah, sebentar lagi kau akan mendapat balasan akibat perbuatanmu ini!” kata si Pengemis sambil bangkit berdiri kemudian pergi tanpa menoleh lagi.

Keesokan hari, ketika saudagar bangun dari tidur, kedua kakinya sulit digerakkan. Ia tidak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Si Saudagar pun panik. Ia memerintahkan pengawalnya untuk mencari tabib, dukun atau orang sakti untuk mengobati penyakitnya.

Namun, tak satu pun orang pintar yang berhasil mengobatinya. Saudagar itu pun berjanji akan memberikan setengah dari harta kekayaannya kepada siapa saja yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Mendengar kabar itu, si Pengemis berkaki pincang datang kembali dan menjelaskan apa yang menjadi penyebab lumpuhnya kaki si Saudagar tersebut.

“Musibah yang menimpa Tuan disebabkan oleh sifat Tuan yang sombong dan kikir. Ada beberapa syarat jika Tuan ingin sembuh. Pertama, harus rendah hati dan pemurah. Kedua, pergilah bertapa di atas batu cekung selama tujuh hari tujuh malam. Ketiga, penuhi janjimu untuk membagi separuh kekayaanmu kepada orang miskin di sekitarmu.”

Setelah berkata demikian, lagi-lagi si Pengemis berkaki pincang tersebut raib begitu saja dari pandang mata. Si Saudagar pun sadar bahwa si Pengemis berkaki pincang tersebut bukan orang sembarangan.

Kemudian berangkatlah si Saudagar dengan menggunakan tandu yang digotong oleh dua orang pengawal pribadinya, menuju ke kaki gunung Gunung Karang. Setelah berhari-hari melakukan perjalanan melewati jalan setapak yang dikelilingi semak belukar dan pepohonan yang lebat, akhirnya si Saudagar tiba di kaki Gunung Karang dan melihat sebuah Batu Cekung yang dimaksud si Pengemis berkaki pincang.

Karena perjalanan yang sangat melelahkan dan dilakukan tanpa istirahat, kedua orang pengawal pribadi si Saudagar jatuh pingsan. Padahal, Batu Cekung tersebut tinggal beberapa puluh langkah lagi jaraknya.

Terpaksa dengan bersusah payah si Saudagar merayap di tanah untuk mencapai batu Cekung tersebut. Lalu, ia pun segera bertapa di atasnya. Selama tujuh hari tujuh malam ia menahan rasa lapar dan haus karena tidak makan dan minum, juga bertahan dari mermacam-macam godaan lainnya, seperti binatang-binatang liar dan makhluk-makhluk halus yang datang mengganggu.

Pada hari terakhir pertapaannya, keajaiban pun terjadi. Dari pusat Batu Cekung tersebut menyemburlah mata air panas. Si Saudagar menyudahi tapanya, lalu bersegera mandi dengan mata air panas dari Batu Cekung tersebut. Keajaiban terjadi lagi, kedua kakinya yang semula lumpuh, kini dapat digerakkan kembali.

Seperti janjinya semula, si Saudagar membagi-bagikan setengah dari harta kekayaannya kepada orang-orang miskin di sekitar tempat tinggalnya. Para petani di desanya diberikan tanah pertanian sendiri untuk digarap. Ia juga kemudian menikahi seorang gadis cantik, anak seorang petani miskin.

Penduduk desa pun tidak lagi membencinya. Ia kemudian dikenal sebagai seorang saudagara yang dermawan. Apabila ada orang bertamu ke rumahnya, si saudagara kerap kali bercererita, perihal keajaiban mata air panas Batu Cekung di kaki Gunung Karang yang dapat menyembuhkan kelumpuhan kakinya. Lambat laun cerita dari mulu ke mulut itu pun tersebar luas. Banyak orang yang tertarik untuk mendatanginya. Konon, beberapa macam penyakit lain dapat sembuh apabila mandi dengan mata air panas Batu Cekung tersebut. Kini, orang-orang mengenalnya sebagai objek wisata mata air panas “Batu Kuwung” (yang berarti batu cekung). Objek wisata yang belum dikelola secara profesional ini, masuk ke dalam wilayah Kecamatan Padarincang, Ciomas, berlatar belakang kaki Gunung Karang.

Pesan Moral:

Tidak boleh sombong atas harta dan kekayaan yang kita miliki karena hakikatnya harta itu milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita untuk juga diberikan atau disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan (fakir/miskin).

Cipayung, 17 Oktober 2020

Bacaan:

Yudhistira Ikranegara. Cerita Rakyat Nusantara Lengkap

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak Dede

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Keren ceritanya penuh makna Barokallah PakDede

18 Oct
Balas

Terima kasih, Pak Haji, mengenalkan kembali cerita2 Nusantara. Terima kasih sudah berkunjung, Pak Haji. Semoga ada berkah. Salam literasi

18 Oct

Cerita rakyat dgn pesan moral yg kuat, mantap pak, Barakallahu

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Cerita rakyat dgn pesan moral yg kuat, mantap pak, Barakallahu

17 Oct
Balas

Cerita rakyat....pesan moralnya bagus.

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Masya Allah.. banyak pelajaran yang bisa kita petik dari cerita ini pak.. mantap

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Masya Allah.. banyak pelajaran yang bisa kita petik dari cerita ini pak.. mantap

17 Oct
Balas

Cerita yg menarik dan ada pesan moral nya. Like pak

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Mantap luar biasa

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Terima kasih ceritanya. Pak. Jadi menambah perbendaharaan cerita rakyat. Salam sukses, Pak.

17 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Menarik cerita dan lokasinya. sehat dan sukses selalu Bapak

18 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Super..sarat nilai2 moral. Slm sukses Bpk.

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Kisah yg luar biasa...sukses selalu

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Mantul Pak de sukses selalu

18 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

18 Oct

Suip....cerita rakyatnya.

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Bagus ceritanya pak sukses selalu salam literasi

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Itu legenda ya pak dede...mantab

17 Oct
Balas

Betul, Bunda. Terima kasih. Salam literasi

17 Oct

hakikatnya harta itu milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita untuk juga diberikan atau disedekahkan. Keren pesan moralnya, sukses selalu

18 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

18 Oct

Ceritanya menarik, keren Pak. Sukses selalu ya Pak

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Sangat suka pesan moralnya pak. Sangat bermanfaat bagi semua yg menbaca bahwa " manusia tidak boleh sombong atas harta dan kekayaan yang kita miliki karena hakikatnya harta itu milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita untuk juga diberikan atau disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan (fakir/miskin).

17 Oct
Balas

Terima kasih apresiasinya, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Keren ceritanya, Pak. Sukses selalu.

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Makanya jgn sombong ya salam literasi keren Pak

17 Oct
Balas

Betul, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Belum pernah baca

17 Oct
Balas

Silakan dibaca, Bunda. Semoga menambah perbendaharaan cerita rakyat Nusantara. Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Keren sekali ceritanya pak Dede. Ditunggu tulisan2 berikutnya. Sukses selalu dan salam literasi

17 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Insyaalloh. Salam literasi

17 Oct

Cerita yg sarat makna. Keren Pak Dede..

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Pesan moral yang mendasar.

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Cerita yang bia dijadikan pelajaran u kita .....mantap Pak..sukses selalu

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Keren pak. Pesan moralnya sangat bermanfaat. Salam dan sukses selalu...

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Pesan moral cernaknya mantap Pak. Dede. Sukses selalu

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

18 Oct

Ceritanya mengandung pesan yang luar biasa Pak. Mantab

18 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

19 Oct

Keren Pak ceritanya..sukses selalu

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Luarr biasaa amanat dr crt nya p Dede...bs unt teladan kt semua...

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Kereeeeenn pak....salam liyerssi

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Mantap Pak De ceritanya. Semoga kita dijauhi sifat sombong.

17 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

17 Oct

Pesan moral yang menyentuh.... Cerita yang mudah dicerna, langsung diingat.... Keren pak... Salam literasi

18 Oct
Balas

Terima kasih, Pak. Salam literasi

18 Oct

Kisah yang sarat dengan pesan moral yang mendidik, tidak semena-mena trrhadap jaum miskin dan mengingatkan agar selalu menyedekahkan harta yang dimilikinya...

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

keren bapak, jadi tahu cerita batu cekungnya, salam sukses ya pak

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Mantap Pak. Semiga kita dijauhi sifat sombong

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

17 Oct

Bagus sekali amanatnya pak!

17 Oct
Balas

Terima kasih, Pak M. Rizal. Salam literasi

17 Oct

Terima kasih Pak Dede Saroni, atas ilmu dan nasehatnya. Salam literasi.

18 Oct
Balas

Sama-sama, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Luar biasa pak. Salam literasi.

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

keren Pak. pesannya tersampaikan dengan menarik. Sukses selalu

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct

Wauw keren pak cerita dengan pedan moral yang mulia sukses dsn sehat selalu bapak...

18 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

18 Oct

Terima kasih, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

18 Oct

cerita dan pesan menarik tuk kita semua..sukses selalu bapak

17 Oct
Balas

Terima kasih, Bunda. Salam literasi

18 Oct



search

New Post