Damainya Lebaran Bersama Corona
Suasana Mesjid jam 06.00 sudah terlihat ramai, apalagi dari malam anak-anak ramai mengumandangkan takbir silih berganti. Yang menyisakan tanya kemana orang dewasa yang membimbingnya karena yang terdengar dari masjid hanya anak-anak bergantian takbiran dengan suara lantang, kasar dan terkesan main-main sesekali kudengar mereka cekikikan itu pasti karena mereka sedang bercanda dengan sesamanya. Lantas orang dewasanya kemana? Pikirku. Kan idealnya takbir itu dipinpin oleh seorang dewasa kemudian anak-anak menjawab dan mengikutinya. Karena ada juga do’a-do’a disela takbiran itu. Untunglah sekitar pukul 2-an ada seorang anak yang melantunkan takbir dengan penghayatan, hingga bersamanya sayapun ikut takbiran dirumah.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
Artinya:
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan semua jenis pujian hanya milik Allah
الله أكبر كبيراً، والحمد لله كثيراً، وسبحان الله بكرة وأصيلاً
لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه، مخلصين له الدين، ولو كره الكافرون، لا إله إلا الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده، وهزم الأحزاب وحده، لا إله إلا الله والله أكبر
Artinya:
Allah Maha Besar, segala puji yang banyak itu milik Allah. Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang
Tidak ada Tuhan selain Allah, kami tidak menghamba pada selain Allah, dengan ikhlas taat pada-Nya, walaupun orang kafir membenci. Tidak ada Tuhan selain Allah semata. Ia memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya, mengalahkan musuh-Nya sendirian. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar.
Pukul enam lebih lima belas menit sholat Iedul Fitri dimulai dengan protokol keseharan Fhysical Distancing menjaga jarak aman hingga shaff tidak rapat tetapi berjarak. walau banyak yang mengeluhkan tetapi semua terlaksanan dengan lancar, khotib menjelaskan tentang alasan protokol kesehatan berdasarkan Al Qur'an..
Setelah khutbah, sholat berjamaah bubar tanpa musofahah dengan sesama warga, warga hanya saling menganggukan kepala tersnyum dan mengucapkan Selamat lebaran, Taqoballallohu mina wa minkum.
Semua berjalan lancar, hidmat dan syahdu. lebaran memang selalu membawa aura kedamaian, kesyahduan dan keharuan. entah itu sebelum ada corona atau sekarang ketika ada corona. Suasana lebaran tahun ini lebih terasa syahdu dan haru dirasa karena mungkin biasanya kita selalu mentradisikan lebaran itu dengan segala keramaian kumpul dengan keluarga, makanan melimpah dan baju baru. hingga ketika tradisi tidak kita laksanakan rasanya lebaran tidak afdhol.
Sedangkan makna lebaran sesungguhnya adalah tercapainya kefitrahan diri setelah di gojlok dalam latihan selama sebulan, bukan untuk melampiaskan hawa nafsu makan, nafsu belanja, nafsu ngeghibah. hingga para jomlo biasanya merasa agak ngeri kalau bertemu lebaran, takut ditanya kapan nikah, bagi yang nikah tapi belum punya momongan agak parno dengan pertanyaan kapan dapat momongan.
Ah.... damainya lebaran bersama corona, kata mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ternyata memang benar. Segala hal yang diturunkan Allah untuk manusia selalu mengandung hikmah. Corona membuat lebaran tak berhias hura-hura dan keramaian. Lebaran jadi terasa syahdu dan damai tenang, terutama bagi mereka yang agak parno jika bertemu banyak orang.
Hihi... iya mbuku
Mantap bun, selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan bathin.
Terima kasih bun apresiasinya, Selamat hari raya Idul fitri. Taqobalallohu minna wa minkum