Dedeh Rohidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Waktuku Berlalu

Mah ayo sholat ashar . Jangan pegang hp terus. Ajakan suamiku mengagetkanku . Aku tersentak langsung kusimpan hp di tanganku. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 16.00 Astagfirullahaladzim gumamku. Ya ayo Pah. Jawabku. Padahal akau hanya membalas pesan dan WA yang harus segera dijawab. Nemun ternyata lupa waktu. Setelah selesai shalat ashar dan berdoa aku termenung terhenyak dengan keadaan diri sendiri. Betapa aku telah menyia -nyiakan waktu untuk hal hal yang kurang penting.Ada penyesalan yang menyelinap dalam hatiku . Namun sebenarnya aku sering merasakan penyesalan itu . Ketika aku tersadar bahwa aku telah melalaikan kewajiban dalam hidup ini. Dan mengapa harus diulan- ulang penyesalan itu. Kali ini penyesalan diatas penyesalan yang terlalu sering diabaikan dan dilupakan . Penyesalan terjadi namun tidak ditindak lanjuti denga perbaikan diri agar penyesalan tidak datang lagi.

Begitu banyak rencana tertunda. Ah kalau disebutkan satu persatu betapa akan menjadi penyesalan besar dan sudah tidak berguna kecuali ada tekad kuat dalam diri untuk menyelesaikan dan memanfaatkan wakru dengan sebaik baiknya. Bulan ini aku bertekad untuk merutinkan membaca alquran setiap lepas maghrib dan shubuh . Dengan target sehari satu juz. . Namun kenyataannya hamya habis shubuh atau habis maghrib saja yang Alhamdulillah rutin dilakukan . Kalau dalam kedua waktu tersebut bisa dihitung dengan jari paling paling satu minggu bisanya cuma dua hari. Sudah begitu target satu hari satu juz tidak terwujud .Rata rata hanya setengah juz. Begitu pula dengan agenda pengajian dalam rangka memenuhi kewajiban tholabul ilmi.J adwalnya seminggu itu ada 3 kali . Kenyataannya hanya satu minggu sekali yang bisa dilakukan itupun kadang tidak tiap minggu. Begitu dahsyatnya pengaruh memegang gadget serta kesibukan pekerjaaan seakan akan dikejar kejar harimau yang siap menerkam kapan saja. Untuk urusan pekerjaan memang itu merupakan ibadah juga . Namun kadang lupa untuk mengisi jiwa atau memberi nafkah rohani diri sendiri. Android juga salah satu alat yang dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan . Namun sayang selama ini aku lebih sering menggunakan untuk hal hal yang kurang bermanfaat. Seperti baca WA di group dan sekadar ikut ninbrung memberikan komentar. Dan buka-buka media sosial facebook. Memang tidak semua kurang bermanfaat, ada juga ilmu yang bisa didapatkan dari postingan postingan atau kiriman kiriman di facebook. Yang sayang jika dilewatkan atau dibaca . Entahlah yang jelas kalau sudah memegang gadget suka lupa waktu.

Seiring dengan datangnya penyesalan dibuat juga janji dalam hati bahwa aku akan lebih baik lagi dalam mengatur waktu sehingga penyesalan tidak datang kembali. Namun ternyata penyesalan itu tak kunjung surut . Tiap hari datang silih berganti sejalan dengan rasa kecewa karena mendapatkan kenyataan bahwa aku tidak bisa menyelesaikan target pada hari itu Begitu banyak angan anganku yang mangkrak. Seperti menyusun satu karya ilmiah . Sudah satu tahun belum beres juga. Kemudian buku cerita pengalaman perjalananku waktu mengikuti pertukaran guru ke Korea sudah hampir tiga tahun belum selesai . Baru setengah jadi. latihan menulisku yang hanya merupakan artikel satu halamanpun hanya setengah - setengah. Hanya judul dan kerangkanya saja yang sudah ditulis dari beberpa ide untuk menulis. Dari 20 ide dan kerangka tulisan yang telah dibuat utuh hanya dua . Bayangkan itu dalam kurun waktu 3 tahun . Duuh selama ini aku ngapain aja ya ? Memang tidak dipungkiri sih setahun terakhir aku sibuk sekali dengan penyelesaian tugas akhir studiku. Tapi setelah selesai dan diwisuda malah aku memanjakan diri dengan alasan rehat agar otak fresh . Lima bulan berlalu tanpa karya apapun . Batinku menyesal lagi dengan terlalu lama memanjakan diri. Namun hatiku juga selalu mencari alasan untuk membenarkan alasan dari penyesalan tersebut. Sehingga aku seperti ini miskin karya mungkin juga miskin amal.

Menyikapi hal di atas sebenarnya aku tahu solusinya. Yaitu konsisten dan kerjakan sedikit demi sedikit. Aku tahu itu karena pernah bisa menyelesaikan apa yang ditargetkan. Aku sadar akan hal itu. Namun mengapa tidak dilakukan hal yang seperti itu lagi ?Tapi bisikan hatiku selalu mencari pembenaran akan ketidakberdayaanku pada komitmen dan janji pada diri sendiri. Akhirnya datanglah penyesalan yang amat besar membuat jiwaku tidak nyaman. Kalau sudah seperti ini tidak ada cara lain aku hanya bisa mohon ampunan pada Yang Maha Kuasa dan mencoba menata kembali janji-janji dan target-target pada diri sendiri. Mencoba berdamai dengan target yang lebih realistis disertai komitmen yang lebih kuat agar penyesalan tak datang menghantuiku lagi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Mencoba berdamai dengan target yang lebih realistis disertai komitmen yang lebih kuat agar penyesalan tak datang menghantuiku lagi." Solutif nih pak.

15 Aug
Balas

Semoga Pak menjadi solusi. Mksh atas komentarnya

15 Aug
Balas



search

New Post