Dedeh Rohidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LORONG PERJUANGAN

LORONG PERJUANGAN

Entah berapa kali aku duduk di lorong ini. Lorong diantara ruang-ruang yang remang -remang kurang cahaya. Menjenuhkan , ketika menunggu membuatku sering terkantuk-kantuk. Aku berada dengan mereka yang bernasib sama . Menunggu dan antri untuk bimbingan , baik skripsi, tesis ataupun disertasi

Sesekali mataku kubuka memandangi pintu-pintu ruang dosen yang belum terbuka. Kecuali ruang staf yang sudah ramai oleh rutinitas pekerjaan masing-masing. Kupandangi sekali lagi dua ruang dosen yang kutunggu. Tapi masih saja tertutup. Kututupkan lagi mataku yang memang masih terkantuk. Untung saja aku dapat tempat duduk. Hari ini aku datang agak awal. Namun badanku rasanya capek sekali. Semalam aku tidak bisa tidur karena anakku sakit panas. Tapi pagi ini ada jadwal bimbingan. Kalau bukan karena tesis dan ingin cepat-cepat lulus malas sekali aku pergi ke kampus dan berada di lorong ini. Kuabaikan mahsiswa-mahasiswa yang sudah mulai berdatangan. Tak kuhiraukan mereka yang sangat antusias berdiskusi atau membuka laptop untuk memperbaiki karya tulisnya. Aku betul- betul masa bodoh. Mungkin aku juga ngorok saat tidur ini . lep aku tertidur kembali.

Mataku terbuka saat ada mahasiswa bertanya “ Bu Prof Danu sudah datang belum ya ?’ Ah dalam hatiku mungkin nih mahasiwa nggak tahu ya kalau aku lagi tidur . “ belum lihat dari tadi saya juga nunggu “ jawabku malas. Dia tersenyum terpaksa akupun tersenyum . “ Ini kan Bu Susan ya ? “ Eh dia malah nanya lagi . Akupun terpaksa buka mata sambil kukernyitkan dahi kucoba mengingat namanya. “ Iya “ Jawabku singkat. Rupanya dia tahu apa yang kupikirkan. “ Aku Ferry Bu Mahasiwa s3 jurusan matematika , oh ya tempo hari kan barengan bimbingan sama Ibu “. Aku berpikir keras “ Oh iya maaf maklumlah Ibu sudah tua cepet lupa “ Kataku sopan. “ Oh Iya Bu enggak apa apa. “ Ibu langsung dari Bekasi ya ? kelihatannya capek sekali .” Iya . langsung dan memang capek . “ Nggak usah diporsir Bu . Ibu kan ngajar juga kuliah dan menyelesaikan tesis bulak balik Bekasi -Bandung , jaga kesehatan. Duh anak muda sok nasehatin lagi, gumamku dalam hati . Tapi bener juga sih kalau bukan diri ini yang jaga kesehatan sendiri siapa lagi. “ Oh Iya De Ferry makasih memang iya , tapi saya gemes pengen cepet lulus “ Aku menjawab sambil tertawa kecil. “ Sudah sampai mana Bu bimbingannya?" Ini masih berkutat di instrument penelitian ". Oh kata dia . “ De Ferry sendiri sudah sampai mana ? “ Alhamdulillah sudah sampai bab IV katanya bangga .” Uh anak muda dalam hatiku aku sedikit iri dia masih muda mahasiswa s3 dikit lagi kelar bimbingan disertasinya. Sedangkan aku koq alot ya . Tapi yah aku akan jalani studi ini sampai selesai walaupun kadang jenuh dan membosankan.

“Assalamualaikum Prof “ Suara Ferry menyapa pembimbingku. Akupun ikut menyapa beliau. Beliaupun membalas sapaan kami dengan ramah. Beliau membuka pintu ruangan kemudian satu satu mahasiswa bergiliran dipanggilnya. Termasuk diriku. “ Bu Susan kemana aja , lama nggak bimbingan katanya pengen cepet lulus.” Akupun hanya terdiam tak mampu menjawab pertanyaan pembimbingku. Aku hanya mengatakan Maaf Prof . Tapi saya sudah usaha semaksimal mungkin. Tugas lain yang merupakan kewajiban saya tidak bisa saya abaikan. Kedengaran klise jawabanku tapi mau bagaimana lagi itulah kenyataan yang harus kuhadapi. Aku mendapatkan rezeki dari apa yang harus kukerjakan sebagai tugas utama . Sedangkan kuliah adalah mengambil waktu senggangku di luar tugas . Walaupun kadang bentrok tapi aku harus lebih mengutamakan tugasku yang sudah dibayar dan rejekinya dimakan oleh keluargaku. “ Sini mana instrument yang sudah diperbaiki. Coba lihat. Hadeuuh ternyata masih ada beberapa instrument yang harus dierbaiki . sedangkan yang lainnya suruh ditinggal karena mau dibaca dulu oleh Prof Danu. Dan hari Kamis aku harus balik bimbingan lagi. Aku hanya bisa mengiyakan keputusan pembimbingku. Sambil mengucapkan terima kasih akupun pamitan pada beliau. “Hari Kamis ya Bu susan , jangan enggak biar cepet lulus. Emang mau bayar satu semester lagi ke UPI ?” Beliau menyemangatiku lagi.” In Sya Allah Prof . Terima kasih “Jawabku smabil menelan air liur . kecuuut banget kurasa. Rasanya ingin menangis juga. Sudah jauh-jauh masih aja revisi instrument , Duuuh kapan aku melaksanakan penelitiannya ? Kapan selesainya ini Tesis. Oh My God. Tak Kuhiraukan Fery yang tersenyum dan basa basi “ udah bu katanya . Dalam pikiranku hanya satu tesis ini kapan selesainya ? “ Berapa kali lagi aku harus bolak balik Bekasi- Bandung. Berapa rupiah lagi yang kau harus keluarkan untuk ongkos dan makan ? “ Namun aku nggak peduli dengan semua ini . Aku harus menyelesaikan studi ini sampai wisuda . Ohh Wisuda ? Akankah terjadi padaku ? kembali pikiranku dipenuhi rasa putus asa yang mendera. Aku teringat lagi teman satu angkatan yang hampir semua sudah lulus dan diwisuda. Aku kini sendiri melakukan bimbingan . Maksudku sendiri terpisah dari teman seangkatan . Aku bingung tidak ada teman untuk bertukar pikiran atau berdiskusi. Ada juga teman jadwal bimbingannya berbeda dan pembimbingnya juga beda . Kadang aku menleponnya, tapi yang namanya diskusi di telepon tentunya tidak bisa maksimal juga. Terpaksa aku harus banyak membaca lagi dan mencoba menyelesaikan tesis ini sampai lulus dan diwisuda . Itulah tekadku dan semangatku kembali muncul saat teringat biaya yang sudah dikeluarkan untuk studi ini jika aku gagal.

Aku keluar dari lorong dnegan tujuanku ke kantin untuk sekadar sarapan. Setelah sarapan aku mau ke perputskaan . Aku harus menyelesaikan tesis ini dan harus mencari bahan-bahan di perpustakaan. Setelah sarapan usai aku langsung menuju perpustakaan umum . Aku langsung menuju tempat di maan tesis-tesis mahasiswa yang sudah lulus berada di sana . Kucari judul-judul yang memang berkaitan dengan jdul tesisku. Satu demi satu kubuka dan kubaca hal-hal yan diperlukan kupoto atau kucopy bagian bagian tesis yang berkaitan dengan pembahasan tesisku. Lumayan pikirku sekarang aku punya sedikit bahan. Kemudian aku melanjutkan memburu buku yang akan kujadikan referensi . Berdasarkan buku yang tertuang di daftar pustaka di dalam tesis tadi , akupun mencari buku tersebut. Dan sebagian telah kutemukan . Akupun meminjamnya. Kemudian aku lanjutkan ke perpustakaan Pasca Sarjana. Akupun berburu tesis –tesis yang berkaitan dengan judul tesisku. Apa yang kulakukan sampa dengan yang kulakukan di perpustakaan umum tadi.

Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 13,00 . Padahal aku masih sibuk buka buka dan baca-baca tesis tesis itu. Namun aku tetap beranjak karena belum melaksankan sholat dhuhur dan makan siang. Akupun turun menuju lantai 2 di situ ada mushola . Setelah selesai sholat akupun menuju kantin. “ Bu Susan mau ke mana ?” terdengar ada yang bertanya padaku . Akuun berpaling . Di hadapanku ada teman adik kelas dan pernah satu kelas dalam satu mata kuliah, karena kau sempat cuti satu semester . ‘ Eh Lina ?” aku setnagh menjerit karena senang bertemu dengannya. Dia adalah mahasiswa prodi pendas peminatan IPA. Sedangkan aku peminatan matematika. Aku jelas senang bertemu dengan Lina walaupun dia adik kelasku tapi studinya sudah selesai dan sudah diwisuda. Dia terkenal mahasiswi yang cerdas dan mau menolong teman dengan bertukar pikiran. “ Saya mau makan Neng , Yuk bareng “ Ajakku.” Oh iya Bu kebetulan Neng juga mau makan . hayu bareng “. Katanya ramah. Singkat cerita kamipun ngobrol segala hal mengenai kuliah dan tentunya tesisku yang belum juga rampung. Lina berjanji mau membantu untuk berdiskusi denganku . Akupun senang mendengarnya. Dia masih ada urusan ke kampus jadi masih bulak-balik juga. Kamipun janjian kapan kami bisa diskusi. YA Allah pertolonganMu akhirnya datang. Di saat aku sudah putus asa ada juga teman yang mau membantu.

Neng Lina tinggal di Bandung . Dia guru honor di SDN di Kab. Bandung. Setelah ngobrol banyak ternyata Neng Lina bersedia dating ke kampus jika diperlukan untuk diskusi. Dan mulai saat itu Neng Lina selalu datang ketika aku ke kampus untuk bimbingan. Setalah menemui pembimbing , aku selalu berdiskusi dengan neng Lina . Hinngga akhirnya Tesisku selesai kemudian sidang dan akhirnya WISUDA . Plong rasanya hati ini . Hilang beban yang kupikirkan selama ini. Allhamdulilah Ya Rabb.

Derah , Maret 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hihihi thanks ya my daughter masukkannya mantaap

20:04
Balas

Penggambaran perasaannya bu dedeh sudah bagus, serta gambaran mahasiswa menunggu bimbingan cukup. Tapi lebih baik lagi bisa diberikan kata perumpamaan tentang perasaan bu dedeh disana. Jangan lupa titik koma dan tanda kutip diperhatikan, jadi lebih enak dibaca. Dikurangi juga kalimat awalan dengan penggunaan kata ‘aku’. Terus berkarya ya By : Your daughter

14 Apr
Balas



search

New Post