Sabtu saya dan adik sepakat akan latihan bola volli di halaman sekolah esok hari. Segala sesuatu sudah dipersiapkan. Termasuk bola, sepatu olahraga hingga snacknya.

Minggu pagi tiba kami bergegas hendak ke sekolah. Sesampainya di sekolah, kami awali dengan pemanasan terlebih dahulu. Lari keliling halaman sebanyak 3 kali.

Pemanasan usai, adek pun mengawali. Ia berlatih bola volli sedangkan saya menunggu siswa. Yah, kala itu saya berjanji pada siswa akan olahraga bulutangkis 🏸 bersama.

Hingga pukul 06.00 siswanya belum juga datang, akhirnya saya diajak main bola volli oleh adik. Saya mengiyakan. Kami berlatih dengan riang. Karena diantara sya dan adik sama-sama belum fasih bermain volli. Bola ingin diarahkan ke depan malah larinya ke samping.

Di saat saya hendak menangkap bola, tangan kiri meraih terlebih dahulu. Mungkin posisinya kurang pas, jari manis saya terkena pantulan bola yang cukup keras. "Krek..", bunyi jari tertekuk.

"Astaghfirullah, auu", rintihku sambil memegangi jari manis. Sejak itulah saya memilih istirahat sejenak untuk mengoleskan minyak khusus.

Selang beberapa menit jari tersebut membengkak. Belum bisa digerakkan. Masih ngilu.

Sesampainya di rumah, saya bercerita kejadian tersebut pada ibu. Ibu berkomentar dalam bahasa Madura "Je' tanang alos. Gun ngala' ebbal la sake'". Kalau ditranslet dalam bahasa Indonesia, Tangannya pekerja ringan, Cuma nankap bola sudah sakit. Begitulah kira-kira cerita saya.