DEWI ASTUTI

Guru kelas 5 SDN Sumedangan 2 Kec. Pademawu Kab. Pamekasan l Pemerhati anak dan lingkungan - pengurus MP2 (Media Pramuka Pamekasan) l Instagram @dewiii3_ ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUKAN GURU PENGGERAK, TAPIII?

BUKAN GURU PENGGERAK, TAPIII?

BUKAN GURU PENGGERAK, TAPIII?

Oleh Dewi Astuti, S.Pd.

Rabu pagi kegiatan rutinitas sama seperti biasa. Faceprint ke ruang guru dan berjalan ke kelas 5 untuk bersiap-siap mengajar. Sekitar jam setengah 8 an, saya hendak akan mendesain sesuatu untuk kepentingan adiwiyata. Di PC yang biasa dipakai operator sekolah. Di sisi kiri bangku operator adalah bangku ibu kepala sekolah.

Bu Yarsini nama panggilannya. Bu Yarsini hendak meminta saya untuk mendesain kertas untuk refleksi bapak ibu guru. Kertas itu berisikan 4 pertanyaan yang mencakup refleksi dan resolusi semester 2 tahun ajaran 2022-2023. Usai di desain sesegera mungkin saya print out. Dan memberikannya pada Bu Yarsini.

Rapatpun tiba, saya masuk ruang guru sedikit telat 3 menit. Seharusnya jam 11.00 sudah harus berkumpul. Rapatpun berjalan seperti biasanya. Semua informasi tentang kedinasan, perkembangan di sekolah dan perkembangan peserta didik disampaikan.

Usai rapat saya diminta ibu kepala sekolah untuk membagikan lembar refleksi pada dewan guru. Dari raut wajah bapak/ ibu guru saya seakan membaca pesan tersirat. “Mau diisi apa pertanyaan refleksi ini?”. Merasa sedikit bingung. Saya balas dengan senyuman untuk meyakinkan dewan guru mengisi.

Saya pun juga mengisi lembar refleksi tersebut. Salah satu pertanyaan yang menngelitik saya adalah “Tuliskan inovasi apa yang akan dilakukan!”. Saya rasa ini adalah pertanyaan pamungkas dari 3 pertanyaan sebelumnya. Dan pikiran saya hendak berlarian dengan liarnya. Mencari inovasi apa yang pas untuk kelas yang saya ampu.

Saat itu yang terfikirkan hanyalah bagaimana cara mempertahankan program yang sudah berjalan lancar. Salah satunya adalah “JADI BATMAN”. Itu adalah singkatan dari Jadwal Piket Buang Sampah Bersama Teman. Saya singkat demikian agar lebih mudah pengucapannya dan lebih mengena pada diri anak. Karena Batman adalah tokoh superhero yang banyak dikagumi anak-anak.

Berjalannya waktu, Sabtu 14 Januari 2023 saya mendapat suatu ide. Ide tersebut muncul dikala lembar refleksi tadi sudah dikumpulkan pada kepala sekolah. “Haaah… ya sudahlah tidak apa. Program ini akan saya lanjutkan”, bisik dalam batin.

Ide ini adalah tentang wujud nyata tunas bangsa dalam hal lingkungan. Pada kesempatan itu saya mengajarkan anak-anak tentang interaksi manusia dengan alam. Mengajak mereka mengeksplore sekolah kemudian area sekitar luar sekolah. Saya ajak berkeliling sekolah dengan memberikan tugas pada mereka untuk mengamati alam. Dan mencatat permasalahan yang ditemui selama berkeliling. Setelah itu saya meminta anak-anak mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

Tidak perlu lama, anak-anak sudah mampu menuliskan permasalahan berikut solusi yang mereka tawarkan. Setelah menulis di buku masing-masing, saya mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah tersebut berisikan penyampaian pernasalahan dan solusi. Saya memberikan keleluasaan bagi mereka untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Proses ini saya meniru cara belajar tentang lingkungan di Polandia. Pernah membaca sebuah postingan guru Polandia asal Indonesia. Dalam postingan tersebut disampaikan bahwa anak diajak menemukan permasalahan di lingkungan sekitar. Kemudian mencari solusi. Dan solusi dari siswa ini dirangkum oleh guru. Hasil rangkuman tersebut kemudian disampaikan pada pemerintah setempat untuk ditindaklanjuti. Keren bukan..

Kalau saya, solusi dari anak-anak sementara cukup diserahkan pada kepala sekolah kami saja. Karena tidak terlalu urgent juga. Masih bisa insyaallah..Dan untuk poin-poin yang bisa dilakukan anak, kelas saya siap action.

Dari permasalahan yang ditulis siswa cukup beragam. Mulai dari permasalahan sampah yang masih berserakan, tanaman kering/ mati hingga selokan tersumbat. Solusi yang ditawarkanpun bermacam-macam. Hingga yang paling ekstrem adalah membersihkan selokan.

Dari solusi membersihkan selokan ini saya mengajak mereka untuk menyimak berita yang saat itu viral. Yaitu 5 orang pemuda (pengusaha bisnis), teman satu SMA yang bernama Pandawara. Ketika akan menyampaikan informasi tentang mereka, rupanya anak-anak telah lebih tahu dari saya. Anak-anak mengenal mereka karena youtuber terkenal di Indonesia yang menjadi idola. Entahlah siapa namanya saya lupa. Yang pasti berkat dialah anak-anak mengenal pahlawan lingkungan (Pandawara) ini.

Dan yang paling membahagiakan saya, ketika rapat penyampaian solusi dari permasalahan yang ditemui anak-anak dengan semangat ingin turut aktif peduli lingkungan. Jika Kemendikbudristek saat ini sedang menggalakkan Program unggulannya "Guru Penggerak", kami kelas 5 siap berkarya denga program "Siswa Penggerak".

BIODATA PENULIS

Perkenalkan nama lengkap saya Dewi Astuti. Saya guru kelas 5 di SDN Sumedangan 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Lahir Jum’at dini hari tepatnya tanggal 3 bulan Maret di Desa Sumedangan. Email [email protected]. Nomor WA yang bisa dihubungi 087752030105.

Lomba menulis bulan Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post