Pembelajaran Melalui Permainan Tradisional
DESKRIPSI RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA
REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL KI HADJAR DEWANTARA
BERUPA PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL
Oleh : Desy Andriyani (CGP Angkatan 1 2020)
A. Latar Belakang
Permainan Tradisional sudah jarang kita temui pada masyarakat modern seperti ini. Ada banyak sekali jenis permainan tradisional, seperti Bakiak, Engklek, Petak Umpet, Gobak Sodor, dan masih banyak lagi lainnya. Permainan Tradisional mengajarkan kita untuk berjuang dan bergotong royong demi mencapai tujuan. Dengan pembelajaran yang dipadukan dengan permainan, akan membuat anak merasa senang serta mencegah kejenuhan pada anak saat proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.
Selain itu, zaman sudah semakin maju dan semua aspek kehidupan bergerak mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali dengan gaya hidup manusia dalam penggunaan teknologi untuk berkomunikasi. Teknologi memudahkan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain, walaupun terpisah jarak yang sangat jauh, teknologi seperti gawai menjadi pilihan yang praktis untuk membantu manusia berkomunikasi. Selain untuk berkomunikasi, ternyata ada fungsi lain dari gawai ini yaitu hiburan berupa permainan atau game online. Game inilah yang sedang diminati oleh anak muda Indonesia, tak terkecuali anak didik kita. Dengan kondisi yang seperti ini, permainan tradisional yang tadinya sangat digemari oleh anak-anak Indonesia, perlahan telah tergantikan oleh kehadiran game online. Ada efek yang ditimbulkan dari game online, yakni tersitanya waktu belajar anak untuk bermain game terus menerus. Selain itu, game dapat menjauhkan hubungan social anak dengan teman-teman sejawatnya, sehingga karakter dan sosialisasi anak kurang terbentuk.
B. Tujuan
Melestarikan budaya bangsa Membentuk karakter pada anak Mengajarkan kepada anak bahwa untuk mencapai tujuan dibutuhkan perjuangan dan proses, serta kerja sama dengan orang lain Mencegah anak merasa jenuh pada saat pembelajaran.C. Tolok Ukur
Rencana ini dikatakan berjalan lancar jika anak-anak terlihat bersemangat untuk mengikuti pembelajaran, kemudian mereka dapat mengusulkan ide-ide untuk menggunakan permainan tradisional lain, serta nilai hasil belajar mereka yang memuaskan karena tingginya antusiasme anak untuk belajar melalui permainan.
D. Rincian Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata
1. Permainan tradisional
Permainan tradisional merupakan salah satu aset budaya yang mempunyai ciri khas kebudayaan suatu bangsa maka, pendidikan karakter bisa dibentuk melalui permainan tradisonal sejak usia dini. Karena selama ini pendidikan karakter kurang mendapat penekanan dalam sistem pendidikan di Negara kita. Pendidikan budi pekerti hanyalah sebatas teori tanpa adanya refleksi dari pendidikan tersebut. Dampaknya, anak-anak tumbuh menjadi manusia yang tidak memiliki karakter, bahkan lebih kepada bertingkah laku mengikuti perkembangan zaman namun tanpa filter.
Ada berbagai macam permainan tradisional, tapi saya ambilkan beberapa yang menurut saya tepat untuk dipakai dalam pembelajaran Bahasa, yaitu
a. Jingkrak/Engklek
Untuk permainan tradisional yang satu ini, tidak memerlukan properti yang penting. Karena kamu, hanya memerlukan pecahan genting tanah liat saja, dan lahan tanah yang cukup luas serta rata.
Selanjutnya, anda bisa mulai membuat garis yang membentuk kotak, berjumlah sembilan buah, serta pecahan genting untuk dilemparkan.
Permainan ini sangat sederhana, karena cara bermainnya hanya cukup melemparkan pecahan genting ke dalam kotak, dan kamu harus melompat sampai kotak yang terdapat pecahan genting tadi.
Selain, membutuhkan keseimbangan melompat dengan satu kaki, pemain juga harus konsentrasi saat melempar genting ke dalam kotak. Jika meleset, maka kamu harus mengulangnya dari awal.
b. Kucing jongkok
Permainan kucing jongkok juga tidak memerlukan properti apapun, untuk memainkan, karena anda hanya perlu mengumpulkan orang sebanyak mungkin untuk dijadikan peserta.
Di sini anda hanya perlu menentukan siapa yang akan menjadi kucing (satu orang), untuk mengejar-kejar peserta yang tidak jongkok. Jika ada peserta yang tertangkap kucing, maka ia harus bergantian menjadi kucingnya.
Permainan tradisional ini, memang harus membutuhkan kerja sama yang kuat dan kejujuran. Karena, jika peserta yang sudah jongkok, tidak bisa berdiri kecuali ditolong oleh peserta lain yang tidak sedang jongkok dengan pengawasan kucing. Unik ya!
c. Egrang
Permainan tradisional Indonesia yang selanjutnya ini, mungkin harus membutuhkan keahlian keseimbangan yang baik.
Karena, bermain egrang tidaklah mudah. Permainan yang terbuat dari kayu atau bambu ini, dibuat bak tongkat yang bisa dinaikkan dan digunakan untuk berjalan.
Bahkan, buat kamu yang baru mencoba, pasti akan sulit menyeimbangkannya, bahkan hingga terjatuh berkali-kali hingga akhirnya berhasil.
d. Mendorong ban bekas
Karena zaman dulu belum banyak permainan modern, sehingga barang bekas pun bisa dijadikan mainan, seperti ban sepeda bekas.
Sehingga, anak-anak sering memainkan ban sepeda bekas sebagai permainan tradisional, yang digerakan dengan tongkat, agar bisa berjalan.
Biasanya, permainan ini dijadikan untuk perlombaan. Siapa yang berhasil membawa ban sepeda bekas tersebut, ke garis finish, maka dia adalah pemenangnya.
Tidak mudah untuk membuat ban berjalan seimbang dan lurus. Kamu harus membutuhkan kecepatan yang pas, keseimbangan, dan pukulan yang tepat.
e. Bakiak
Bakiak adalah nama sebuah alas kaki yang terbuat dari kayu. Istilah yang sama juga digunakan dalam sebuah permainan tradisional yang juga menggunakan alas kaki dari kayu namun berbentuk panjang untuk dipakai oleh beberapa orang sekaligus.
Permainan bakiak ini sebenarnya permainan tradisional anak-anak di Sumatera Barat. Permainan ini membutuhkan beberapa orang untuk membentuk satu grup yang akan bertanding dengan grup lainnya.
Mereka harus memakai bakiak dan berjalan selaras, berbarengan dari garis start hingga ke garis finish. Permainan ini bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama dan kekompakan antar anggota di dalam tim agar dapat berjalan seirama.
2. Manfaat permainan tradisional untuk perkembangan anak
· Membantu anak mengembangkan berbagai aspek perkembangan secara holistik dan terintegrasi serta terbangunnya berbagai karakter positif seperti meningkatkan perilaku sosial anak di sekolah.
· Membangun kerjasama dengan teman sebaya (perkembangan sosial emosional).
· Memecahkan masalah, sebagai bagian dari perkembangan kognitif.
· Membangun komunikasi dan muncul kosa kata baru. Ini sebagai bagian dari perkembangan bahasa.
· Menuntut anak untuk aktif sehingga membantu perkembangan motorik kasar anak.
3. Rancangan pembelajaran bahasa melalui permainan tradisional
· Materi pembelajaran : Menelaah Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fantasi
· Jenis Permainan tradisional : Bakiak, egrang, dan mendorong ban bekas
· Langkah-langkah pelaksanaan :
Ø Menyiapkan ketersediaan alat permainan dan mengecek kemampuan bermain peserta didik
Ø Membagi kelompok dengan masing-masing kelompok mendapatkan 1 permainan
Ø Menyiapkan soal yang harus dijawab oleh peserta permainan
Ø Melaksanakan permainan sesuai dengan langkah-langkah permainan yang benar, serta dibarengi dengan penilaian sikap.
Ø Agar peserta didik dapat menjawab soal yang diberikan, maka mereka harus berlomba dengan teman lain agar bisa sampai di garis finish terlebih dahulu. Siapa yang paling cepat mencapai garis finish, maka akan diberikan kesempatan untuk menjawab soal.
Ø Selama pelaksanaan, peserta wajib mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk video dan foto, kemudian diunggah di channel youtubenya masing-masing
Ø Membagikan link video melalui grup WA kelas agar teman-teman kelas yang lain terinspirasi..
4. Jadwal pelaksanaan
· Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2020 setiap ada jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Sosialisasi dilaksanakan secara daring begitupun penampungan ide-ide dari peserta didik mengenai permainan tradisional apa saja yang akan dipakai selama pembelajaran.
· Minggu ke-1 : Berkoordinasi dengan Kepala sekolah dan pihak terkait mengenai rencana yang akan dilakukan
· Minggu ke-2 : Menampung ide-ide dari berbagai pihak seperti rekan guru dan para siswa mengenai jenis permainan tradisional apa saja yang akan digunakan.
· Minggu ke-3 : Uji coba pelaksanaan skala kecil pada satu kelas
· Minggu ke-4 : Analisis kegiatan dan perbaikan pelaksanaan program pembelajaran melalui permainan tradisional.
· Minggu ke-6 dan seterusnya : pelaksanaan pembelajaran dengan beragam jenis permainan tradisional secara bergantian.
· Mulai minggu ke-6, peserta didik sudah mulai melaksanakan perekaman tentang permainan yang telah dilakukannya.
E. Dukungan yang dibutuhkan
· Peralatan :
Berbagai peralatan permainan tradisional seperti bakiak, egrang, congklak, dam-daman, dan lain-lain .
· Lingkungan sekolah di luar kelas yang nyaman untuk melakukan berbagai permainan ini.
· Dukungan materi dari sekolah untuk pembuatan dan pembelian alat-alat permainan tradisional.
· Partisipasi dari peserta didik, inilah yang paling penting. Berhasil atau tidaknya rencana, bergantung pada mereka sebagai subjek pembelajaran.
SELAMA KEGIATAN BERLANGSUNG, PESERTA DIDIK TETAP MEMATUHI PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19, YAITU MEMAKAI MASKER DAN MEMBAWA HAND SANITIZER MASING-MASING

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bu. Luar biasa. Sangat menginspirasi. Salam sukses selalu.
Alhamdulillah... Terima kasih Bu Nelfi...