"Cerpen Persahabatan part 5-2" Tantangan hari ke-3
Cerpen Persahabatan part 5-2
Acan pun baru menyadarinya. Ia pun hanya terdiam dan memandangi tempat disekitarnya.
"Woy Can...tenang aja. Lu nggak sendirian" Adam menepuk bahu Acan dengan keras agar tetap melanjutkan perjalanannya.
Tiba-tiba "KLONTANG!"
"Wooooy...apaan tu!" Adam kaget dan reflek bersembunyi di belakang Acan.
"Itu hanya kaleng Dam. gaya-gayaan aja lu tadi".
"Hehe. Just kadal aja Can! kan lu udah tahu gua gimana?" Adam melepaskan pegangannya dari Acan.
Sadam pun menghentikannya langkahnya dan menunjuk ke arah bangunan besar bertuliskan RSUD jaya.
"Alhamdulillah" ucap mereka dengan lega.
"Akhirnya sampai juga ya? gua cari jual minuman dulu ya? minuman gua udah habis" ucap Adam sambil berlari. "nggak usah ditunggu, duluan aja. Keburu sore nanti!"
"Hati-hati Dam. Jangan jauh-jauh"
"Okeyyy...okeyyy"
Acan dan Sadam pun bergegas menuju kedalam. Sesampainya disana mereka pun bertemu dengan salah seorang yang ingin di jumpai oleh Acan bersama seorang wanita yang tidak lain adalah ibunya Sintiya.
"Si..Sinn" penyakit gagap Acan kembali tiba-tiba.
Sadam menepuk dada Acan, sambil memejamkan matanya seperti ingin mengatakan agar tenang dan santai.
Acan pun menutup matanya dan berusaha memberanikan diri untuk mendekat. "Aku harus berani. aku harus berani" ucapnya dalam Hati.
"Bismillah" Acan membuka matanya. Namun Sintiya sudah tidak berada disana lagi. "Waddduh, selalu saja begini"
Sadam pun menarik tangan Acan dan menunjuk kearah seseorang yang tadi bersama Sintiya.
"Ayo kita kesana" Ajak Acan.
Mereka pun berbincang dan mengatakan tujuan mereka untuk menjenguk kepala sekolah sambil memberikan beberapa makanan yang telah mereka bawa. Ibunya Sintiya begitu senang.
"Siapa namamu nak?" tanya ibu Sintiya.
"Saya Acan bu, dan ini teman saya Sadam" jawab Acan malu-malu.
"Terimakasih banyak, sudah mau menjenguk suami ibu. Tapi maaf kalau tidak bisa masuk ke ruangannya karena bapak masih belum boleh berjumpa dengan siapa-siapa" jelas ibu Sintiya.
"iya bu, nggak apa-apa"
"ngomong-ngomong kalian kelas berapa?" ibunya Acan menoleh ke arah Sadam.
"maaf bu motong pembicaraan, teman saya ini nggak bisa bicara"
"oghh, ibu ngerti kok? kalo kamu nak kelas berapa?" kini ibu Sintiya menoleh kearah Acan.
"Saya kelas dua bu" ucap Acan
"kelas 2? berarti kamu kenal anak ibu donk? Sintiya"
"i..iyaa bu"
"Oghh, sayang sekali Sintiya nya baru aja keluar"
"kemana bu?" tanya Acan spontan.
"Ibu suruh beli makanan, soalnya dari tadi dia belum makan"
"Oghh, kalo gitu kita pamit dulu bu ya? soalnya udah mau sore?"
"oo iya..hati-hati ya nak? sekali lagi terima kasih banyak udah datang untuk jengukin suami ibu"
"iya bu, semoga bapak cepat sembuh. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
mereka pun pergi dan hendak pulang kerumah mengingat sebentar lagi hari akan sore.
"Lama bener si Adam, katanya hanya sebentar" ucap Acan sedikit kesal.
Ketika mencari kesana kemari dan ternyata Adam sedang asyik duduk disebuah warung kopi bersama seseorang wanita.
"Astagfirullah tu bocah...malah godain cewek tu orang" Ucap Acap makin kesal.
Sadam hanya tersenyum kecil. "Daaam! Adam" panggil Acan.
Adam pun menoleh.
"ayok pulang keburu gelap ni" Ajak Acan dengan suara keras.
"Sini" Adam balas memanggil "Sini Can, Sadam" sambil menunjuk kearah wanita yang ada disebelahnya.
Wanita itu pun menoleh ke arahnya.
"Si..si..sin..tiya"
-bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar