Perasaan cemas mengepung pikiranku, demikian juga setiap saat hatiku diayun gelombang kegelisahan hebat. Kerinduan melayang-layang dibawah atmosfir bayang-bayang raut wajahmu yang semakin menua. Aku khawatir kehilanganmu, dan tak dapat lagi melihatmu untuk menumpahkan kangen yang lama menggantung dipundak yang semakin sarat dengan tanggungjawab keluarga dan pekerjaan.

Usai sembahyang Subuh, telepon genggamku berdering. Kakakku memberi kabar bahwa ibu meninggal tadi malam pukul 24.00. Sontak seketika aku menangis, bayang-bayang rasa cemas yang selama ini berkelindan dalam hidupku akhirnya terjadi. Tubuhku rapuh dan gontai, rasa bersalah dan segala kekurangajaran sebagai anak terhadap ibu menumbuhkan ratap penyesalan.

Betapa perkasanya engkau wahai ibuku. Saat-saat terakhir dalam hidupmu, engkau tak butuh siapapun, dan Tuhan telah menjemputmu dalam damai, karena hanya Tuhan yang kau tunggu.

Ya Rabb, maafkanlah ibuku.

Sokaraja Tengah, 2 Desember 2017