DARINAS,S.Pd.SD

Saya lahir di Sawahlunto 12 February 1972.Diangkat jadi PNS tahun 1999.Dinas di Madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) muaro kalaban.Sekarang menjadi MIN ...

Selengkapnya
Navigasi Web
 Memang Jauh Berbeda

Memang Jauh Berbeda

# Tantangan hari ke 89#

Memang Jauh Berbeda.

Suasana bulan Ramadhan ketika aku kecil dan sekarang setelah menjadi orang tua banyak perbedaan yang kulihat. Waktu aku kecil, aku diajak orangtuaku berpuasa . Alhamdulillah puasaku selalu penuh. Setiap selesai berbuka aku akan segera berkemas untuk pergi ke musholla. Musholla dan rumahku berseberangan, berjalan sekitar 15 menit. Kenapa aku bergegas ke musholla? 

Setiap malam sebelum masuk waktu isya dan tarawih kami akan mengadakan tadarus secara bergiliran. Yang namanya anak - anak, kami senang ikut tadarusan karena pakai microfon. Dengan microfon suara kita akan terdengar jelas sampai keluar. Apalagi yang bersuara bagus akan terdengar lebih indah dengan pakai microfon. Kami berebutan ingin mengaji pakai microfon. Itulah salah satu daya tarik kami para anak- anak untuk mengaji di musholla. Siapa yang terlambat datang ke musholla bisa saja tidak dapat jatah untuk mengaji. Karena waktu yang diberikan paling lama sampai jam 8.00.

Jam mulai shalat isya dan tarawih berdasarkan kesepakatan jamaah, mempertimbangkan rumah jamaah yang jauh dari mushalla, makanya diambil kesepakatan shalat dimulai jam 8. Di musholla dekat rumahku, orang tua kami shalat tarawih 20 rakaat dan witir 3 rakaat. Setiap mushalla sama jumlah shalat tarawih nya, kecuali yang di mesjid. Di mesjid satu - satunya yang menyelenggarakan shalat tarwih 8 rakaat. Meskipun agak jauh, terkadang aku pergi juga ke mesjid. Tidak terasa jauh berjalan, tapi tetap semangat pergi tarawih ke mesjid bahkan setiap malam bulan ramadhan.

Musholla yang melaksanakan shalat tarwih 20 juga berbeda dengan yg shalat tarawih 8. Imamnya akan membaca Alfatihah dan ayat dengan sangat cepat. Mungkin Alfatihah dalam satu helaan nafas. Saking cepatnya sehingga kami tidak merasakan panjang rakaatnya. Ayahku termasuk salah satu imamnya di musholla ini. Di musholla pengurus tidak memdatangkan penceramah, tapi justru kami anak- anak yang disuruh bergantian untuk tampil. Kami dilatih berdiri di depan umum, meski jamaah di musholla hanya 3 shaf paling banyak. Tapi justru hal ini melatih keberanian dan keterampilan kami . Bahkan kami berceramah kadang tetap melihat konsep.

Seiring berjalannya waktu dan zaman semakin berubah, terjadi pula perobahan di musholla ku itu. Shalat tarawih sudah menjadi 8 rakaat dan 3 witir. Yang kudengar, jamaahnya sudah banyak yang tua, mereka tidak sanggup shalat tarawih yang 20 apalagi dengan gerakan dan bacaan yang cepat. Dengan tarawih delapan, jamaah lebih nyaman karena tidak perlu tergesa-gesa bacaannya. Bacaan imam lebih jelas dan bersih terdengar nya. Sampai sekarang di musholla dan di mesjid sudah sama-sama tarwih 8 rakaat.

Sekarang aku tidak tinggal di kampungku lagi. Tapi aku dengar situasi di mushalla masih seperti dulu, meski tentunya ada perobahan seperti untuk penceramah sudah didatangkan dari luar.

 Di tempat tinggal ku sekarang aku melihat situasi berbeda dengan dikampungku. Tidak ada anak - anak yang tadarus di mesjid dan mushalla. Yang terdengar adalah kaset mengaji yang diputar. Ada juga mushollanya yang tadarusan, tapi justru orang-orang yang sudah tua. Aku rasa itu pembiasaan tiap - tiap daerah yang berbeda.

Di tempat tinggal ku sekarang anak-anak  tidak dibiasakan tadarus di mesjid dan mushalla. Bahkan adakah mereka mengaji di rumah? Belum tentu juga. Mereka ke mesjid dan mushalla hanyalah untuk sekedar pergi saja, ataupun kalau ada tugas mencatat ceramah ramadhan. Kebanyakan anak-anak tidak mengikuti shalat tarawih. Begitu selesai shalat isya mereka akan kabur keluar dari mesjid. Hanya untuk bermain saja. 

Meskipun dari sekolah sudah memberikan tugas, mereka hanya sekedar mencatat ceramah.  

Sungguh berbeda dengan apa yang kualami masa kecil dahulu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lulusan mushollah tu Darinaa namanya, suaranya bagus dan sering ikut MTQ dan juga sering diminta untuk membaca Alquran pada tiap acara..

27 Apr
Balas

Kangen suasana Ramadhan semasa kita

27 Apr
Balas

Ibukkk sama banget kebiasaan kita..Rumh ortu des jug dekt dr mesjid sktr 10mter aj jln kki.cpt2 berbuka agar jd yg pertama tdarusan hihi seruu buk.skrgg sgt jrg ddrngar

27 Apr
Balas

Astaghfirullahal adhiim.Andai kebiasaan yang dahulu masih berlaku.maka alangkah indahnya masjid dan musholla

27 Apr
Balas



search

New Post