Darul Lailatul Qomariyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPHIA

SEPHIA

Rania masih tertegun di tempatnya berdiri, beberapa meter di hadapannya berdiri sosok perempuan yang menjadi sandaran hidupnya selama ini. Emak, begitu ia biasa memanggilnya, masih saja mengomel panjang lebar setelah mengetahui Rania masih berkirim pesan singkat dengan Rio. Entah dari mana Emak bisa tahu hal itu, padahal Rania sudah berusaha menyembunyikan hubungannya dengan Rio, ia rela tak bertemu langsung, hanya berkomunikasi melalui pesan singkat, sekedar menyambung rasa. Meskipun Rania tahu jika Emak tak suka dengan Rio, namun rasa cinta yang dirasakan Rania terhadap Rio tak mudah untuk dihilangkan. Hubungan back street telah dijalaninya selama satu setengah tahun ini dan semuanya berjalan seperti yang Rania dan Rio inginkan, tak pernah ketahuan sama Emak. Bertemu pun hanya sesekali mereka lakukan, di saat jam kerja, meskipun tempat kerja Rania dan Rio berbeda. Biasanya Rio akan menjemput Rania dengan Panther kesayangannya yang dibelinya dengan uang tabungan yang disisihkan dari gajinya yang tak seberapa. Tak jauh perginya, hanya sekedar makan siang di kedai atau rumah makan yang sederhana, karena Rio bukan orang kaya. Atau nongkrong di taman kota yang tak begitu ramai pada jam kerja, mengobrol ke sana kemari selama jam istirahat kantor, itu saja. Meski begitu, Rania dan Rio berkomitmen bahwa mereka berdua akan saling menjaga hati, sambil berdo'a agar Emak bisa merestui hubungan mereka berdua. "Pokoknya Emak nggak mau tau, kamu nggak boleh lagi komunikasi sama cah lanang kuwi. Eling nduuk..dia itu sudah punya keluarga, jangan kamu rusak keluarganya, Emak malu nduk, malu sama semua orang kalau mereka tahu kamu punya hubungan dengan cah lanang yang sudah punya istri", begitu omelan Emak hari ini yang terdengar di telinga Rania. Rania hanya terdiam dan berlalu dari hadapan Emak menuju kamarnya. Dalam kamarnya, Rania masih terngiang kata-kata Emaknya tadi. Rio memang sudah beristri dan memiliki satu anak perempuan berusia 4 tahun, namun pernikahannya tak baik-baik saja karena istrinya diyakini oleh Rio telah berselingkuh dengan pria lain, tetangganya sendiri. Namun karena masih menjaga nama baik keluarga besar istrinya, Rio tak menceraikan istrinya, hanya saja, mereka tak lagi tinggal sekamar meskipun masih serumah. Dalam keseharian pun Rio tak menggantungkan kebutuhannya pada istrinya, ia terbiasa mengurus makannya sendiri, mengurusi keperluannya sendiri tanpa bantuan istrinya, sehingga praktis istrinya hanya mengurusi anak mereka saja. Sesekali Rania mengunjungi anak Rio, anak yang manis dan pintar, Rania menyukainya dan begitupun sebaliknya. Rania masih memikirkan kata-kata Emaknya tadi, direnungkannya hingga menjelang malam. Di sepertiga malam, setelah bersujud beberapa raka'at, Rania meraih telpon genggamnya. Sejenak ia ragu, namun ditetapkannya hatinya, terbayang wajah letih Emak yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini, lalu mulailah diketiknya pesan untuk Rio, "Salam, maafkan aku ya, sepertinya aku menyerah dengan hubungan kita, aku sayang Emak, aku tak ingin membuat Emak marah dan sedih karena kita, untuk itu kita sudahi ini, kembalilah pada keluargamu, maafkanlah istrimu, besarkanlah anakmu dengan keluarga yang lengkap, do'aku selalu untuk bahagiamu". Dan Rania terlelap dalam tidurnya hingga fajar mulai menyingsing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post