BELAJAR DARI PT. KAI
Oleh Dani Setiawan
Sarana transportasi Kereta Api menjadi pilihan fasilitator saya dan keluarga menuju tujuan yang sudah sekian lama tak kami kunjungi. Melaju dengan kecepatan kencang, melebihi kecepatan kendaraan darat lainnya, membawa kami menuju suatu tempat dimana berkumpulnya insan-insan yang mendambakan silaturahim kami.
Kereta Api kini masih menjadi salah satu alat transportasi primadona rakyat Indonesia. Pasalnya sekarang pelayanan dan fasilitasnya semakin membaik. Sehingga cukup terjamin keamanan dan kenyaman pengguna jasanya. Selain harga tiket yang tidak begitu mahal, kini tak ada lagi praktik percaloan ataupun kecurangan tidak membeli tiket seperti dahulu kala (membayar didalam kereta kepada kondektur). Salut untuk PT. KAI.
Penulis sendiri sudah beberapa tahun tidak menggunakan jasa Kereta Api, karena bayangan negatif selalu menghatui setiap akan menggunakan jasa transportasi ini. Berdesak-desakanlah, berdiri berjam-jam karena tidak kebagian tempat duduk, ruangan yang panas, banyaknya pedagang asongan, pengamen yang mondar mandir hingga kejahatan kerap terjadi dalam transportasi ini. Tapi, kini semua yang saya khawatirkan sudah tidak ada dan tidak terjadi lagi. Sehingga memotivasi diri untuk mencoba kembali menggunakan Kereta Api. Rindu rasanya mendengar sekaligus merasakan langsung getaran mesin dengan suara tekanan roda menekan rel berbunyi zugizagizugizagizug, dan suara khas klakson dari sarana transportasi ini.
Spontanitas tanpa ada pertimbangan atau direncanakan sebelumnya, saya bergegas membeli tiket KA Cibatuan dengan tujuan Kiaracondong-Cibatu Garut waktu itu. Namun, tidak semudah yang dibayangkan untuk mendapatkan tiket KA sekarang ini, satu atau dua jam sebelumnya kita harus antri terlebih dahulu untuk mendapatkan tiket tersebut. Maklum, kini penumpang dibatasi demi kenyamanan.
Jadwal pemberangkatan pukul 18.40 WIB dan tiba 21.21 WIB adalah pilihan yang harus diambil, mengingat jadwal kereta berikutnya lebih malam lagi yakni pukul 22.00 WIB. Mau tidak mau tiket dengan jadwal tersebut kami beli, demi terwujudnya silaturahim yang sulit kami realisasikan.
Pengalaman pertama merasakan perjalanan malam hari menggunakan Kereta Api pastinya sedikit bebeda, karena tidak bisa menikmati keindahan pemandangan disepanjang jalan yang dilalui. Meski hujan deras malam itu mengguyur semangat saya, tak mematahkan ataupun mengendorkan niat yang sudah bulat menuju eratnya talisilaturrahim.
Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari pengalaman perjalanan saat itu. Bila saya coba analogikan melalui lembaga pendidikan, kurang lebih seperti ini, jika sekolah yang kita kelola ingin semakin dicintai dan diminati oleh masyarakat, tentunya pelayanan dan sarana harus senantiasa ditingkatkan seperti apa yang telah dilakukan oleh PT. KAI. Perubahan sistem besar-besaran awalnya pasti akan menuai pro dan kontra, tapi bila hasilnya sangat baik maka akan sangat membanggakan. Silaturrahim (studi banding) ke sekolah-sekolah hebat yang sudah maju merupakan salah satu langkah baik untuk kita ambil agar mendapatkan ilmu atau resep maju dan hebat seperti sekolah yang kita kunjungi tersebut. Kecepatan langkah kita untuk maju, seyogyanya harus seperti kecepatan lajunya Kereta Api.
Belajar dari sebuah pengalaman, begitulah ilmu yang saya dapatkan dari silaturahim dan pelayanan yang baik PT. Kereta Api Indonesia. Terima kasih PT. KAI telah menginspirasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju pendapatnya tentang PT KAI. Juga silaturahminya pak Dani.
Haturnuhun pak Yudha