Selasa, 13 Februari 2018 adalah waktu yang ditentukan panitia lomba Gupres untuk mengadakan Sosialisasi lomba guru, kepala sekolah, pengawas berprestasi dan guru PKn berkonstitusi jenjang SMP di hotel Bale Arimbi. Waktu yang dijadwalkan pukul 07.00-17.30 WIB. Sungguh, ketar ketir saya saat menerima undangan itu. Bagaimana mungkin, saya bisa datang tepat waktu? Rumah saya menuju lokasi sangat jauh dan jika naik kereta, tak ada kereta paling pagi dari stasiun kampung bandan. Naik bis pun tidak ada. Akhirnya, suami menawarkan jasanya untuk mengantar saya menuju lokasi kegiatan dan beliau sudah mengorbankan pekerjaannya demi mengantar saya dan menunggui saya selama kegiatan sampai berakhirnya kegiatan. Rencananya saya dan suami akan berangkat pukul 04.00 WIB, tapi Allah berkehendak lain. Saat saya bangun tidur, perut rasanya sakit sekali dan berkali-kali harus bolak balik ke toilet. Suami pun terbangun dan meminta saya untuk membatalkan ikut kegiatan tersebut karena kondisi saya saat itu sangat lemah bahkan sampai muntah. Tapi... Saya berusaha untuk bangkit dan memaksakan diri untuk kuat agar bisa ikut dalam ajang bergengsi itu.

Akhirnya saya dan suami berangkat menuju lokasi pkul 05.00 dan tiba dilokasi pukul 06.45 WIB. Alhamdulillah, sakit perut saya berangsur membaik meski belum sepenuhnya baik. Saya pun merasa lega karena bisa datang sebelum waktu yang ditentukan panitia. Saat tiba dilokasi, baru ada 4 guru yang hadir, dan berangsur-angsur mereka pun berdatangan. Saat mau ngantri registrasi, tiba-tiba pengawas pembina Jasinga pak Ade Fitri memanggil saya dan mengajak saya ke ruangan menemui pak kasi tendik SMP bp. DR. Didin Syarifudin, M. Pd. Ternyata, saya diminta menjadi pembawa acara dalam kegiatan itu

Alamak, mana lagi sakit perut! Mau menolak ga enak sama pengawas, akhirnya jadi pembawa acara deh! Menjadi bagian dalam kegiatan sosialisasi itu sesuatu banget. Disini saya diberi materi tentang portofolio, karya tulis ilmiah dan presentasi serta wawancara oleh tim yang sengaja didatangkan dari Propinsi Jawa Barat. Suasana kegiatan begitu akrab antara peserta dan narasumber saling berdialog, jadi kita tidak jenuh. Bahkan ada salah satu narasumber namanya pak Asep Jolly. Beliau menjelaskan tentang karya ilmiah yang diramu dengan bahasa yang lugas dan sangat menarik bahkan beliau pandai humor jadi kita dibuat tertawa geli. Waktu selama dua jam pun terasa baru 30 menit. Dari beliau, saya banyak mendapat ilmu baru khususnya tentang best practices yang selama ini saya sangat ingin tahu kerangka penulisannya. Akhirnya terjawab sudah disini. Semoga dengan mengikuti kegiatan ini, saya bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah dan juga kabupaten. Sesulit apapun akan saya hadapi, karena kata pak Kabid GTK, pak Asep Ahadiat, mengatakan : "Juara itu bukan dilahirkan, tetapi harus diciptakan." bagaimana mungkin saya menjadi juara, jika saya tidak ikut lomba. Maka dalam kesempatan ini saya akan terus berjuang untuk meraih juara itu. Meskipun teman saya ada yang mundur, saya tidak akan menyerah. Ini adalah awal perjuangan. Semangat!

Tanjung Priok, 14 Februari 2018