Mengenal Lebih Dekat Tentang Kurikulum Merdeka
0
Mulai tahun ajaran 2022/2023 setiap satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka berdasarkan kesiapan masing – masing sekolah mulai dari TK B, Kelas I dan Kelas IV pada jenjang SD, Kelas VII pada jenjang SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar — Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Mengapa Harus Kurikulum Merdeka?
Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama.
Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak dari peserta didik Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia.
Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum.
Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami.
Pemerintah memberi tiga opsi implementasi Kurikulum Merdeka yang disesuaikan dengan angket guna menilai tahap kesiapan menggunakan Kurikulum Merdeka. Opsi tersebut diantaranya :
1. Mandiri Belajar
Pada opsi ini satuan pendidikan diberikan kebebasan menerapkan Kurikulum Merdeka pada beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada tingkatan PAUD, kelas I dan IV pada SD, kelas VII pada SMP dan kelas X pada SMA.
2. Mandiri Berubah
Opsi Mandiri Berubah satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat yang sudah disediakan pada tingkatan PAUD, kelas I dan IV pada SD, kelas VII pada SMP, dan kelas X pada SMA.
3. Mandiri Berbagi
Opsi ketiga adalah mandiri berbagi dimana satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas I, IV, VII, dan X.
Kelebihan Kurikulum Merdeka
1. Lebih Sederhana dan Mendalam
Kurikulum Merdeka difokuskan pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik. Dengan adanya penyederhanaan kurikulum diharapkan pembelajaran dapat dilakukan lebih mendalam, bermakna, tidak terburu – buru dan menyenangkan.
2. Lebih Merdeka
Pada tingkatan SMA tidak ada lagi program peminatan sehingga peserta didik bebas untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Sekolah diharapkan dapat mewadahi minat peserta didik melalui pengembangan dan pengelolaan kurikulum pembelajaran yang berpusat pada karakteristik peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Melalui pembelajaran proyek diharapkan siswa mampu membuat produk dengan menyesuaikan isu – isu aktual seperti lingkungan, kesehatan, teknologi dan lain sebagainya sebagai pengembangan dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan pengganti dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam kurikulum 2013. . Pengganti dari KI dan KD dalam kurikulum 2013. CP mengintegrasikan segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh. Dalam penulisan format CP tidak ada lagi pemisahan antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, tetapi penggabungan dan pengintegrasian dalam satu paragraf utuh.
Istilah - istilah pada Kurikulum Merdeka
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan kelanjutan dari Capaian Pembelajaran (CP). Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur tujuan pembelajaran (ATP) memiliki fungsi yang sama dengan silabus pada kurikulum 2013. ATP juga untuk memandu guru dan siswa dalam mencapai CP di akhir setiap fase. Tujuan pembelajaran melalui CP memuat tiga aspek, antara lain: kompetensi, konten dan variasi.
Modul Ajar atau RPP Plus. Modul ajar ini selayaknya seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa.
Ada dua model modul ajar, yaitu Modul Ajar Umum untuk proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul Ajar Khusus Projek Profil Pelajar Pancasila yang dikhususkan untuk mengembangkan projek Profil Pelajar Pancasila.
Selain itu, ada empat istilah baru dalam Modul Ajar Umum dalam Kurikulum Merdeka, antara lain: Pertama, Pemahaman permakna artinya informasi tentang manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
Kedua, Pertanyaan pemantik yang dibuat oleh guru sebagai motivasi rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis. Ketiga, Refleksi peserta didik dan guru dilakukan untuk melihat Kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan secara lebih terinci. Keempat, Glosarium merupakan kumpulan istilah dalam suatu bidang secara alfabetik yang dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium ini diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih dalam.
Profil Pelajar Pancasila, adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan menguatkan nilai-nilai Pancasila bagi peserat didik dan pemangku kepentingan. Dalam kurikulum 2013 sering dikenal dengan istilah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Ada enam dimensi yang hendak diraih: (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan Global, (3) Mandiri, (4) Bergotong royong, (5) Bernalar kritis, dan (6) Kreatif.
Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya. TaRL dapat menjadi jawaban dari persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas.
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan atau yang disingkat KOSP ini adalah nama lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KSOP memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan Pendidikan. KSOP difungsikan sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Dalam proses penyusunannya, KOSP perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.
Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran. Bagi yang sudah memiliki dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan, dapat langsung melakukan peninjauan dan revisi.
Bahan Bacaan
Arimbi Hotel. Disdik Kabbogor, Materi Penguatan Kurikulum Merdeka untuk Pengawas. Bogor 2022
https://www.tribunnews.com/pendidikan/2022/07/04/apa-itu-kurikulum-merdeka-belajar-ini-pengertian-konsep-dan-keunggulannya
https://amk-affandi.com/istilah-istilah-dalam-kurikulum-merdeka/
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka
https://p3ai.pnp.ac.id/wp-content/uploads/2020/11/PANDUAN-MODUL-AJAR-PNP_P3AI_2020_sdh-ttd.pdf
Glosarium
6 (enam) Dimensi Profile Pelajar Pancasila:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia
2. Bergotong royong
3. Berkebhinekaan global
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Komite Pembelajar : guru
Modul Ajar : RPP
Capaian Pembelajaran : KI
Tujuan Pembelajaran : KD
Alur Tujuan Pembelajaran : Silabus
Komunitas Praktisi : Kumpulan para guru kreatif
Assesmen : Penilaian
Ekspose : Pameran hasil kegiatan Profil Projek Pelajar Pancasila
KOSP (Kurikulum Operasional Sekolah Penggerak )
Pembelajaran Paradigma baru : Pembelajaran yang berorientasi ke masa depan
4 (empat) Keterampilan di Era 4.0 plus PI yang harus dimiliki peserta didik/Outcome:
u Critical thinking (Berpikir kritis)
u Creative (Kreatif)
u Colaboration (Bekerjasama)
u Comunication (Berkomunikasi) ditambah
u Sciencetific Publication (Publikasi Ilmiah)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar