#Tantanganmenulisgurusiana

#Tantanganmenulis365hari

#Tantanganmenulisharike-29

Antara Ruangan & Harapan

Sabtu ini tak seperti biasa, kuhabiskan di sekolah padahal sebetulnya tak ada mengajar ataupun ekstrakulikuler. Kami bertiga sengaja ke sekolah untuk pengalihan ruangan.

Ketika sampai di sekolah rekan saya sudah memulai bersama anak anak lebih dulu, memindahkan barang barang dari ruangan yang satu ke ruangan yang berdekatan dengan kantor dan ruang KS.

Bukan tanpa alasan, pengalihan ruangan ini sengaja dilakukan untuk meminimalisir kerusakan dan inventarisir buku serta barang barang penting yang berkaitan dengan alat dan media pembelajaran.

Sebelumnya, ruangan kantor dan ruang KS berdampingan dengan ruangan kelas, sengaja dilakukan untuk memantau secara langsung kegiatan mereka, mengingat mereka adalah siswa siswa kelas VIII.

Namun, atas inisiatif kami bertiga kami sengaja menukarkan kembali ruangan kelas dan perpustakaan.

Adalah Bu Elis Lulu sebagai Waka Kesiswaan dan Pak Aguh Gusmara sebagai Bendara sekolah dan saya sebagai pelengkap dari formasi mereka.

Setelah disulap sedemikian rupa, betah rasanya, bahkan saya sendiri mendeklarasikan ruangan baru tersebut sebagai tempat saya untuk bekerja, padahal sesungguhnya ruangan tersebut adalah tempat atau fasilitasi umum sekolah yang bisa digunakan oleh siapa saja.

Rasa memiliki tentu sangat kami rasakan, tapi ragu kami bertiga menyumbang ide untuk kegiatan penukaran ruangan ini, tanpa ragu ibu kepala langsung mengiyakan dan kami langsung melakukan aksi nyata tanpa menunggu berlama - lama.

Sekolahku adalah rumah keduaku, tempat penuh harapan, tempat mencetak generasi-generasi masa depan, tempat torehkan cita dan asa, tempat tersaji beribu ilmu dan pengetahuan.

Antara ruangan dan harapan, memberi dan membuka jalan, membuka peluang tuk torehkan prestasi gemilang, mencetak insan insan cendekiawan